Pengembang gim kenamaan asal China, miHoYo, dilaporkan berinvestasi ke bidang fusi nuklir sebagai pembangkit energi. 
IDGS, Senin, 28 Februari 2022 - miHoYo yang dikenal sebagai pengembang dari gim populer seperti Genshin Impact dan Honkai Impact 3rd, bersama dengan NIO Capital, Seed Fund milik Sequoia China dan BlueRun Ventures terlibat dalam putaraan pendanaan bagi Energy Singularity perusahaan yang bergerak di bidang teknologi fusi nuklir untuk tujuan pembangkit energi dan berbasis di Shanghai, China.Melansir laporan dari jurnalis dan analist video gim Daniel Ahmad, pendanaan tersebut disebut berhasil menyuntikkan dana sebesar 65 juta USD atau sekitar 934 miliar rupiah bagi Energy Singularity, namun tidak disebutkan seberapa besar investasi miHoYo.
https://twitter.com/ZhugeEX/status/1497957735337443331
Energy Singularity, menurut Daniel Ahmad, berencana membangun Tokamak Device ( perangkat pembangkit energi berbasis teknologi reaktor fusi nuklir) yang dilengkapi sistem pengendalian oleh kecerdasan buatan (A.I) pada 2024.
Liu Wei, CEO sekaligus satu dari tiga pendiri miHoYo mengatakan bahwa pendanaan ini adalah awal dari komersialisasi teknologi fusi nuklir terkendali.
Apa itu fusi nuklir?
Agaknya mengherankan, melihat perusahaan yang dikenal sebagai pengembang dan publisher video gim sukses tiba-tiba tertarik berinvestasi ke teknologi canggih seperti fusi nuklir. Dan hal itu seperti membuktikan bahwa slogan miHoYo "tech otaku save the world" (otaku teknologi menyelematkan dunia) bukan omong kosong.Otaku sendiri adalah istilah Jepang dengan artian orang yang sangat antusias akan suatu hobi hingga memiliki pengetahuan yang luas nan mendalam mengenai hobi tersebut, jadi tidak melulu maniak anime Jepang ya!
Selama ini, slogan yang selalu muncul di gim-gim kreasi miHoYo hingga jadi ciri khas mereka itu selalu bikin heran para penggemar karena seperti tidak ada sangkut pautnya pengembang gim dengan menyelematkan dunia.
Namun dengan investasi ke Energy Singularity ini, maka jelas lah makna dari slogan itu. Teknologi fusi nuklir (nuclear fusion) sendiri merupakan teknologi nuklir yang bertujuan menghasilkan energi dengan metode penyatuan atom .
Sekedar informasi, teknologi nuklir yang digunakan di Bumi sebagai pembangkit listrik komersial saat ini menggunakan metode fisi nuklir (nuclear fission) atau pemecahan atom di mana radiasi yang dihasilkan lewat metode ini sangat berbahaya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Beberapa contoh mematikan dari bahaya radiasi fisi nuklir adalah tragedi Chernobyl (1986) dan bocornya reaktor nuklir Fukushima di Jepang pada 2011.
Sebaliknya, metode penyatuan atom, merupakan metode yang sama dengan yang digunakan matahari di tata surya kita untuk menghasilkan energi di mana metode tersebut tidak menyebabkan radiasi berbahaya maupun gas rumah kaca. Dengan kata lain, aman bagi manusia dan lingkungan sekalipun terjadi kebocoran pada reaktornya.
Penelitian akan fusi nuklir sudah dilakukan sejak 100 tahun silam dan beberapa uji coba juga telah berhasil dilakukan, akan tetapi sejauh ini reaktor fusi nuklir belum bisa menghasilkan energi cukup banyak untuk menutup biaya dan energi yang digunakan dalam mengeksekusi reaksi fusi nuklir itu sendiri. Dengan kata lain besar pasak daripada tiang, sehingga belum bisa dikomersialisasikan.
Tech otaku save the world
Apabila teknologi fusi nuklir sudah berhasil menghasilkan energi yang lebih banyak daripada energi untuk mengeksekusi reaksi fusi nuklir itu sendiri, maka teknologi ini pun bisa dikomersialkan dan dapat menggantikan reaktor-reaktor nuklir berbahaya yang selama ini digunakan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Rusia, dan lain-lain. Dengan begitu, bahaya reaktor nuklir terhadap makhluk hidup termasuk manusia, alam, dan juga Bumi dapat dimimalisir tanpa harus mengorbankan ketergantungan manusia akan energi.Dan jika proyek Energy Singularity ini berhasil, maka tiga pendiri miHoYo yang mengklaim sebagai otaku teknologi, akan dapat menjustifikasi slogan perusahaan mereka tech otaku save the world.
Ini bukanlah pertama kalinya bagi miHoYo berinvestasi di teknologi masa depan. Sebelumnya, mereka bekerjasama dengan Jiaotong University School of Medicine untuk membangun lab bersama yang mengeksplorasi pengaplikasian teknologi antarmuka otak berbasis komputer.
(stefanus/IDGS)