Riot Games kembali menuntut Moonton secara hukum terkait pelanggaran copyright dan pencurian aset intelektual, kali ini untuk gim League of Legends: WIld Rift. 
IDGS, Kamis, 12 Mei 2022 - Seperti yang sudah Indogamers bahas sebelumnya, tuntutan kali ini merupakan kelanjutan dari perseteruan kedua perusahaan itu yang sebelumnya berselisih di pengadilan karena Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) yang dikembangkan Moonton dituduh Riot Games menjiplak League of Legends (PC).Pada saat itu, Tencent sebagai induk perusahaan Riot Games memenangkan perkara kasus tersebut dan mendapat ganti rugi senilai USD 2,9 juta dari CEO Moonton, Xu Zhenhua.
Berikut ini sejarah perseteruan antara Riot Games (dan Tencent) dengan Moonton.
(Riot Games/Moonton)
2009
League of Legends (LoL) diluncurkan pertama kali pada tahun 2009 untuk platform PC dan dengan cepat menjadi fenomena internasional hingga kini di mana gim MOBA itu dikembangkan ke platform mobile dengan nama League of Legends: Wild RIft.2015
Moonton Games meluncurkan gim real-time strategy (RTS) dengan elemen tower defense yang dinamai Magic Rush: Heroes. Para pemain LoL dengan cepat menyadari kemiripan antara beberapa aspek dari gim itu dengan LoL, terutama kemampuan karakternya.Karakter Emily di Magic Rush disebut menjiplak terang-terangan champion Annie dari LoL dari segi kemampuan (ability) seperti dilansir dari tuntutan hukum Riot atas Moonton di tahun 2016 yang bisa kamu lihat di sini.
(Pengadilan Distrik Sentral California)
2016
Mobile Legends: Bang Bang diluncurkan dengan nama Mobile LegendsL 5v5 MOBA oleh Moonton, yang pada saat itu telah menjadi anak perusahaan ByteDance (pemilik TikTok). ML dengan cepat mencuri perhatian para pemain LoL dan Riot Games karena kemiripan desain map dan karakter-karakter serta kemampuan mereka. Hal ini berujung pada Riot Games mengajukan tuntutan hukum kepada Moonton di Pengadilan Distrik Sentral California, Amerika Serikat.
Perbandingan Summoner Rift dari League of Legends (kiri) dengan Battlefield dari Mobile Legends (kanan). (Pengadilan Distrik Sentral California)
2018
Tuntutan hukum Riot Games tersebut ditolak oleh Pengadilan California dengan alasan "forum non-convenients" yang artinya, tuntutan hukum itu ditolak karena ada pengadilan atau forum lain yang lebih tepat untuk memproses tuntutan tersebut, melansir jurnal hukum Forham.Kasus hukum itu kemudian dialihkan ke pengadilan di China di mana induk perusahaan Riot Games, Tencent, mengajukan tuntutan hukum baru kepada CEO Moonton Xu Zhenhua.
Melansir laporan Dot Esports, Tencent memenangkan perkara hukum itu dan berhak mendapat ganti rugi. Awalnya Xu Zhenhua harus memberi ganti rugi sebesar 2,6 juta renminbi atau sekitar USD 388 ribu pada saat itu, namun kemudian pengadilan merevisinya dan mewajibkan Xu Zhenhua membayar USD 2,9 juta kepada Tencent.
Meski menang di persidangan, Tencent dan Riot Games merasa kecewa karena ganti rugi yang mereka dapatkan dirasa tidak sebanding dengan keuntungan jutaan dollar yang telah diraup Moonton dengan memplagiat LoL.
Bahkan, meski Mobile Legends sempat ditarik dari PlayStore, gim itu kemudian dirilis ulang oleh Moonton dengan nama Mobile Legends: Bang Bang dengan konten seperti kemampuan-kemampuan heronya yang dipermasalahkan Riot, tidak diganti sama sekali alias masih sangat mirip dengan kemampuan para champion LoL.
2020
League of Legends: Wild Rift dirilis pada tahun ini. Jika sebelumnya LoL dan MLBB tidak berebut pangsa pasar yang sama karena berada di dua platform berbeda, hal itu tidak berlaku lagi dengan Wild Rift yang juga berada di platform mobile dan berhadapan langsung melawan MLBB.2022
Riot Games kembali menuntut Moonton, kali ini karena menjiplak berbagai elemen dari Wild Rift. Pembahasan lengkapnya bisa kamu lihat di artikel ini.
(Stefanus/IDGS)