Bermain Game Secara Berlebihan Dapat Merusak Otak!

Bermain Game Secara Berlebihan Dapat Merusak Otak!

Dunia game hingga saat ini memang terus berkembang. Jika dahulu perkembangannya hanya pada konsol-konsol game saja, sekarang perkembangannya telah mewabah hingga ke perangkat-perangkat mobile seperti smartphone dan tablet. Didukung dengan perkembangan internet yang semakin pesat juga membuat industri game semakin meningkat pertumbuhannya. Saat ini tidak hanya laki-laki saja yang bermain game, namun juga perempuan mengingat pelebaran sayapnya ke perangkat mobile tersebut.

 

 

Bermain game sendiri memang memberikan sebuah kenikmatan tersendiri kepada setiap penggemarnya. Namun tak sedikit dari mereka yang sering melupakan waktu dalam bermain game. Meskipun sudah banyak yang mengutarakan kalau bermain game terlalu lama tidak baik, namun hal tersebut tidak menjadi penghalang gamers untuk tetap bermain game dalam waktu yang lama.

Ada sebuah penelitian terbaru yang mengungkapkan bahwa bermain game terlalu lama dapat menyebabkan seseoarang (khususnya para remaja) menjadi rusak otaknya. Penelitian ini terungkap pada sebuah artikel yang dipublikasikan oleh Neurology Now dari American Academy of Neurology. "Perubahan yang terjadi pada otak akibat bermain game memang bisa sangat bermanfaat untuk masa depan. Meski demikian, bermain game dalam porsi yang berlebihan justru berdampak sebaliknya, yakni dapat merusak perkembangan otak," seperti yang dikutip pada laman Teknologi Inilah.

 

 

Mengutip GameInformer via Inilah, sebagian besar argumen yang ditulis Neurology Now adalah seputar Dopamin pada otak remaja. Perlu diketahui bahwa Dopamin adalah neurotransmiter yang membantu mengontrol pusat kepuasan dan kesenangan di otak. Dopamin juga membantu mengatur tindakan dan tanggapan emosional, sehingga memungkinkan kita untuk tidak hanya mengapresiasi penghargaan, tetapi juga mengambil tindakan untuk meraihnya. Peran game di sini adalah dapat mengaktifkan pusat kesenangan di otak dan merangsang emosi positif itu sendiri. Masalahnya adalah, game didesain untuk menargetkan pusat kesenangan ini, dan saat bermain game otak kemudian merespon dengan memproduksi Dopamin lebih sedikit dari kebutuhan.

"Otak seolah mendapat pesan untuk memproduksi neurotransmiter penting ini dalam jumlah yang lebih sedikit. Hasil akhirnya, gamer bisa berakhir pada kekurangan pasokan Dopamin," kata sang penulis, Amy Paturel.

Sebenarnya sejak tahun 1990an sendiri telah banyak ilmuwan yang memperingatkan bahwa bermain game terlalu lama dapat menyebabkan banyak hal negatif, namun tetap saja gamers tidak ada yang peduli dengan peringatan tersebut. Kontroversi dalam dunia game pun memang selalu bermunculan, karena dampak positif dari bermain game pun telah banyak yang bermunculan dari sebuah penelitian. Namun jika dipikir secara alamiah, segala sesuatu yang berlehihan memang kurang baik. Sekarang semua tergantung dari diri gamer masing-masing menanggapi hal ini. <bms>

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI