Sejak kemenangan Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat, banyak tersiar kabar hoax yang diterbitkan media online yang pasalnya membuat Donald Trump bisa menang dari Pemilu. Sayangnya, pemberitaan yang dipublikasi tidak terlepas dari pembohongan publik, bahkan Facebook pun menjadi sasaran. 

Beberapa lalu, Mark Zuckerberg dituding sebagai orang yang mempelopori Donald Trump sehingga memenangkan kursi Presiden. Pendiri sekaligus CEO Facebook itupun membantah tudingan tersebut dan menyatakan bahwa kemenangan. Donald Trump tidak ada sangkut pautnya dengan bantuan media sosial miliknya, Facebook.

Kala pemilu AS dilaksanakan, Facebook diduga menyiarkan beragam konten negatif untuk menyerang kubu Hillary Clinton dan akhirnya menguntungkan untuk pihak Donald Trump. Melihat semakin banyaknya konten hoax (palsu) yang beredar di Facebook, Mark Zuckerberg akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah Artificial Intelligence (AI) . Teknologi tersebut diciptakan untuk menyaring berbagai konten-konten yang dipublikasi melalui Facebook.

Sepert Indogamers lansir dari laman Mashable, Selasa (22 November 2016), tak lama ini, untuk membantu memerangi penyebaran berita hoax yang disebarkan di Facebook, pelajar yang berasal dari salah satu Universitas di Amerika Serikat membuat sistem yang menarik. Empat pelajar yang terdiri dari Mark Craft, Anant Goel, Qinglin Chen, dan Nabinta De membuat sebuah sistem untuk untuk Chrome Extension. Sistem tersebut mereka namakan FiB. 

FiB ini bisa mendeteksi keaslian sebuah berita apakah konten tersebut diberitakan sesuai dengan kenyataan atau hanya hoax belaka. Sistem ini akan menganalisa berita dari berbagai faktor mulai dari sumber berita dan referensi silang antara isi dengan lansiran dari berita tersebut. Apabila konten tersebut gagal dalam tes FiB, maka pengguna akan diarahkan ke sumber yang lebih kredibel.

Bagaimana menarik bukan? Bagi kamu yang tertarik dan ingin mencobanya bisa memasangnya langsung untuk Chrome Extension FiB pada link berikut ini: FiB