BEKRAF Game Prime 2016, Mengintip Barometer Pertumbuhan Industri Game Indonesia

BEKRAF Game Prime 2016, Mengintip Barometer Pertumbuhan Industri Game Indonesia

Tanggal 29 dan 30 November 2016 menjadi hari yang sangat spesial bagi industri game Indonesia. Betapa tidak, selama dua hari tersebut telah digelar event industri game terbesar di Indonesia dan juga Asia Tenggara, BEKRAF Game Prime 2016. BEKRAF Game Prime 2016 sendiri merupakan bentuk evolusi dari Game Developers Gathering (GDG) yang selalu diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya. Acara ini juga merupakan puncak rangkaian Game Prime 2016 yang bulan Oktober 2016 lalu sudah digelar di Surabaya dan sukses menghadirkan kurang lebih 800 developer se-Indonesia.

BEKRAF Game Prime 2016 sendiri merupakan proyek kolaborasi terbesar antara Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Duniaku Network, Asosiasi Game Indonesia (AGI), Dicoding, Toge Productions, GCM, dan IndieGames.com. Event ini juga didukung secara penuh oleh Futurist Foundation, Yayasan Futurist Indonesia, GCM Sdn Bhd, Uber, dan Go-Life sebagai partner strategis, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai partner dari pemerintah. BEKRAF Game Prime 2016 disponsori oleh Unity, Biznet, Agate Studio, Touchten Games, Microsoft, Gameloft, Forrest Interactive, Freakout, VMAX, Garena, POKKT, MSI, Megaxus, Krunchisoft, Uber, Samsung, Unipin, LINE dan Tokopedia.
Sesi Sharing dari Para Veteran Industri Game Indonesia

Menu utama yang disajikan dalam BEKRAF Game Prime 2016 sama dengan GDG lalu, yaitu sesi sharing yang menghadirkan lebih dari 50 pembicara baik dari lokal maupun internasional. Materi yang disajikan pun cukup beragam, mulai dari insight mengenai pertumbuhan industri game dunia dan dampaknya di Indonesia; bagaimana menulis press release yang benar untuk menyedot atensi media untuk mempublikasikan game yang dibuat; tips dan trik teknis untuk membuat game; workshop teknologi baru dalam pengembangan game; hingga teknis marketing game setelah sebuah game sudah jadi.

Dengan materi yang beragam, BEKRAF Game Prime 2016 berhasil menyedot minat banyak kalangan, mulai dari developer game yang sudah lama berkecimpung di industri game hingga pelajar dan mahasiswa yang bahkan belum terjun ke industri game sama sekali. Bukan hanya sesi sharing saja, terdapat juga beberapa diskusi panel interaktif yang mewarnai ketiga kelas selama dua hari penyelenggaraan acara. Peserta yang hadir pun bisa memilih panggung mana yang ingin dia masuki: ada Main Stage yang menyajikan isu-isu umum seputar dunia pengembangan game; Design Stage yang banyak mengupas desain dan juga “kulit luar” dari sebuah game; serta Tech Stage yang banyak berisi materi teknis pengembangan sebuah game. 

Area Expo yang Meriah!

BEKRAF Game Prime 2016 bukan hanya menjadi tempat wajib untuk menimba ilmu tentang industri game. Bagi yang ingin hiburan, area Expo hampir seluas lapangan bola sangat memanjakan kurang lebih 3500 pengunjung yang ingin bermain game atau hanya ingin sekedar bertemu dan berkenalan dengan para developer game Indonesia. Total, ada kurang lebih 154 booth yang mengisi area Expo, dimana masing-masing booth tidak melulu hanya memamerkan satu game saja. Bagi yang belum kenal dengan game-game buatan Indonesia, di area Expo BEKRAF Game Prime 2016 ini mereka bisa melihat bagaimana kualitas game-game buatan Indonesia yang tidak kalah dengan kualitas game-game buatan internasional.

Bukan hanya game-game digital dari berbagai platform saja yang dipamerkan. Ada juga area bermain board game yang nyaris tidak pernah sepi pengunjung. Selain itu, bagi yang ingin mengintip bagaimana masa depan teknologi di industri game, BEKRAF Game Prime 2016 juga menyediakan VR Play Area dimana pengunjung bisa mencicipi dan memainkan game-game Virtual Reality (VR) buatan developer dalam negeri. 

BEKRAF Game Prime 2016 juga dimanfaatkan beberapa developer untuk mengenalkan game-game terbaru mereka. Sebut saja seperti Semisoft dan Tinker Games yang menampilkan demo Legrand Legacy yang saat ini berkampanye di Kickstarter; Own Games yang “memasak” game Nasi Goreng yang siap meneruskan kesuksesan Tahu Bulat; hingga Critical Forge, studio evolusi dari Batavian Studio yang memamerkan game yang terinspirasi dari XCOM, Forged of Blood. Hal ini semakin menegaskan bahwa BEKRAF Game Prime 2016 benar-benar menjadi tempat yang pas untuk mengintip barometer pertumbuhan industri game di Indonesia.

Dapatkan Dukungan Penuh dari Pemerintah

Melihat nama acaranya saja, BEKRAF Game Prime 2016, sudah terlihat bahwa acara ini didukung penuh oleh pemerintah. Sebagai Badan yang khusus untuk mengurusi industri kreatif di Indonesia, Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) memang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan program-pogram untuk membantu pertumbuhannya. Bahkan Kepala BEKRAF sendiri, Triawan Munaf hadir secara langsung di hari pertama guna membuka penyelenggaraan acara ini. Triawan Munaf menuturkan para developer game lokal harus bisa menyisipkan nilai kearifan lokal di dalamnya. Hal ini tak terlepas karena industri game bisa menjadi sarana yang cocok memperkenalkan budaya Indonesia ke ranah yang lebih luas. “Tak sekadar permainan game, tapi juga berperan sebagai permainan yang sarat dengan nilai cerita dan budaya,” tuturnya.

Bukan hanya BEKRAF, beberapa elemen pemerintah lain seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah juga memberikan dukungan penuh untuk acara ini. Kemenkominfo pun menjadikan acara ini sebagai ajang untuk memperkenalkan website sistem rating game Indonesia yang beralamat di www.igrs.id. Di website ini, developer bisa melakukan assessment untuk menentukan rating dari game mereka. Sedangkan bagi gamer, website ini bisa digunakan untuk mencari informasi rating dari game yang akan dimainkan, apakah sudah sesuai dengan usia mereka. 

Game Prime Awards 2016, Penghargaan Puncak Industri Game Indonesia

Di sore hari kedua, digelar pula sebuah acara penghargaan bagi insan industri kreatif Indonesia yang sudah berprestasi selama satu tahun terakhir, Game Prime Awards 2016. Game Prime Awards 2016 dibagikan berdasakan tujuh kategori berbeda, mulai dari Most Promising Game, Most Innovative Gameplay, Citizen Choice, Game Developer of The Year, Game Industry Person of the Year, Best Tabletop Games, dan gelar tertinggi, Game of The Year. Penilaian pemenang diberikan oleh dewan juri yang terdiri dari perwakilan media lokal dan internasional, AGI dan juga gamer antara lain:

  • Andi Suryanto, dari Asosiasi Game Indonesia (AGI)
  • Neil El Himam, dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKraf)
  • Dien Wong, dari Altermyth
  • Tim Wee, dari IndieGames.com
  • Adhicipta R. Wirawan, dari Mechanimotion,
  • Febrianto Nur Anwari, dari Duniaku.net
  • Arya Wiryawan Wibowo, dari Duniaku.net
  • Risky F. Setyo Maulana, dari Techinasia Games, dan⦁
  • achrul Razi, dari Duniaku.net

Dan para pemenang dari Game Prime Awards 2016 adalah:

  • Most Innovative Gameplay: Number Rumble (Game5Mobile)
  • Most Promising Game: Legrand Legacy (Semisoft & Tinker Games)
  • Best Tabletop Game: Laga Jakarta
  • Citizen Choice Awards: Tahu Bulat (Own Games)
  • Game Industry Person of The Year: Narenda Wicaksono (Dicoding)
  • Game Developer of The Year: Own Games⦁ Indonesian Game of The Year: Tahu Bulat (Own Games)

Berdasarkan hasil di atas, sepertinya tak bisa dibantah kalau 2016 adalah tahunnya Tahu Bulat. Bagaimana tidak, judul yang satu ini berhasil meraih tiga penghargaan, dengan salah satunya adalah Game of the Year.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI