CEO Nvidia, Jensen Huang melakukan presentasi kartu grafis Nvidia GeForce RTX 2060 di CES 2019. (Foto: Dean Takahashi)
60 Persen Lebih Baik dari GeForce GTX 1060
IDGS, Selasa, 8 Januari 2019 - Nvidia terus membuktikan diri sebagai produsen hardware spesialis grafik nomor wahid di dunia dengan mengumumkan bahwa mereka membawa teknologi grafis real-time ray-tracing ke laptop gaming lewat perilisan Nvidia GeForce RTX 2060 di CES 2019 yang bertempat di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.
Kartu grafis baru ini bisa ditanamkan ke laptop maupun PC sesuai dengan kebutuhan penggunanya, dan merupakan versi yang lebih hemat energi dibandingkan seri GeForce RTX lain yang telah dirilis lebih dulu. GeForce RTX 2060 dioptimalkan untuk perangkat mobile seperti laptop yang dilengkapi teknologi Max-Q dari Nvidia.
Nvidia GeForce RTX 2060 dibuat berdasarkan arsitektur Turing yang dirancang untuk membuat ray-tracing lebih mudah diakses, serta menawarkan 52T Tensor flops, 5 Gigarays per detik dan 6 GB memori G6.
Presentasi Nvidia GeForce RTX 2060 oleh Jensen Huang, CEO Nvidia
Perusahaan tersebut memamerkan beberapa demo game seperti Battlefield V dan Anthem yang dijalankan dengan GeForce RTX 2060. Kartu grafis ini mampu menjalankan Battlefield V sembari mengaktifkan fitur real-time ray tracing (RTX) pada frame per detik (frame per second/FPS) mencapai lebih dari 60 frame tiap detiknya. RTX 2060 ini akan tersedia mulai 15 Januari 2019 dengan banderol US$349 (± Rp 4,9 juta) dengan penawaran bundling antara Battlefield V atau Anthem. Nvidia juga menambahkan akan ada 40 laptop baru yang dibuat berdasarkan teknologi RTX ini.
Demo Battlefield V dengan mengaktifkan fitur real-time ray-tracing
RTX 2060 diklaim lebih cepat kurang lebih 60 persen dibandingkan kartu grafis paling populer Nvidia saat ini, GeForce GTX 1060 dan mampu mengalahkan performa GeForce GTX 1070 Ti. Selain RTX 2060, Nvidia pada kesempatan itu juga memamerkan kartu grafis lain yakni GeForce RTX 2080 untuk menjalankan Battlefield V dan hasilnya mampu menjalankan game tersebut dengan baik pada frame per detik lebih dari 60.
Teknologi real-time ray-tracing mampu menciptakan efek-efek yang luar biasa realistis, seperti pantulan pada permukaan mobil dalam Battlefield V. Namun belum semua game memanfaatkan kelebihan teknologi ini.
CEO Nvidia, Jensen Huang membawa orang-orang yang hadir pada saat itu untuk mengarungi kembali sejarah dari video game dan menunjukkan banyak game yang fitur grafisnya masih tertinggal dari teknologi Nvidia, entah pixel shading, depth of field, tesselation, physics, atau photogrammetry.
Huang mengatakan bahwa Nvidia mengimplementasikan teknologi ray-tracing, membuat efek-efek seperti global illumination yang menciptakan obyek seperti matahari dan pancaran sinarnya benar-benar terlihat nyata dan mengenai semua obyek dalam layar, dan pantulan cahaya dari obyek-obyek tersebut ditangkap dengan teknologi ray-tracing sehingga menciptakan bayangan dan pancaran sinar yang natural. Bukannya palsu seperti dalam rasterization. (stefanus/IDGS)
Sumber: venturebeat.com