Bocah 16 Tahun Bunuh Diri Setelah Dimarahi Karena Terlalu Lama Bermain PUBG di India

Bocah 16 Tahun Bunuh Diri Setelah Dimarahi Karena Terlalu Lama Bermain PUBG di India

Tim Nasional Kriket India tengah memainkan PUBG Mobile saat menunggu penerbangan mereka. (Foto: dexerto.com)

Seorang bocah lelaki berusia 16 tahun di daerah selatan India bunuh diri setelah ibunya memarahinya karena memainkan PlayerUnknown's Battleground (PUBG), menyulut debat berskala nasional mengenai pelarangan PUBG

IDGS, Selasa, 9 April 2019 - Ayah dari anak itu meminta agar PUBG dilarang setelah putranya bunuh diri dengan cara gantung diri di rumahnya di Hyderabad setelah dimarahi oleh sang ibu karena terlalu lama menghabiskan waktunya bermain PUBG ketimbang belajar untuk menghadapi ujian Bahasa Inggris, dilansir dari Independent

Pada pusat konflik tersebut tak lain adalah para orang tua di India untuk fokus pada akademi serta mengejar mencari pekerjaan yang layak ke depannya. Di negara itu sendiri, umum ditemui anak tinggal bersama orang tua mereka meski telah masuk usia dewasa. 

 

(PUBG Corp.)

Para pendukung dari larangan PUBG beralasan bahwa game itu bisa menjadi pengalih perhatian yang mematikan bagi anak. Pada bulan Maret, dua pria berusia 20an tahun yang tengah bermain mobile game di dekat rel kereta api di Maharasthra tewas terlindas kereta, dilaporkan oleh Press Trust of India

Beberapa kota di negara bagian sentral India Gujarat telah memberlakukan larangan terhadap PUBG karena khawatir game itu memicu perilaku kasar dari para pemainnya serta mengalihkan perhatian mereka terhadap kewajiban sekolah. Sejak larangan itu berlaku, sekitar 20an anak muda di Gujarat telah ditangkap karena melanggar larangan tersebut. 

 

PUBG "iblis" di setiap rumah tangga

Sebuah gerakan anti-PUBG di Gujarat dimulai pada bulan Januari, ketika departemen edukasi publik dari Gujarat memerintahkan sekolah-sekolah menempatkan moratorium (larangan) terhadap PUBG hingga 30 April atau akhir dari tahun ajaran. 

Meski baru Gujarat saja yang melarang PUBG di India, para pejabat dari berbagai wilayah di negara itu juga mulai menyerukan aksi yang sama. 

 

(PUBG Corp.)

Pada Desember 2018, Institut Teknologi Vellore di negara bagian Tamil Nadu, wilayah selatan India, melarang PUBG karena game itu dianggap "mengganggu suasana kampus," menurut pernyataan dari seorang murid yang mengutip perkataan kepala penjaga asrama sekolah itu. 

Dalam sebuah argumen akan pelarangan PUBG di bulan Februari, Menteri Komunikasi dan Informatika negara bagian Goa di India, Rohan Khaunte, menyebut PUBG sebagai "iblis di setiap rumah tangga", melansir Press Trust of India

Di Gujarat, aksi polisi melawan PUBG telah dimulai sejak Maret lalu ketika pelarangan mulai diterapkan di beberapa distrik. 

Achyuta Rao, presiden dari kelompok advokasi anak di Hyderabad, mengatakan bahwa ia telah menulis sepucuk surat kepada Komisi Nasional Perlindungan Hak Anak India, di mana ia mendorong pihak otoritas kota untuk melarang PUBG, dan menyebut kasus kematian pria berusia 21 tahun pada akhir Maret lalu karena bermain game bergenre battle royale itu selama empat hari non-stop. 

"Anak-anak kecanduan dan hal itu menyebabkan gangguan psikologikal. Gambar-gambar mengerikan menyusup dalam pikiran mereka dan menyebabkan efek-efek negatif. Hanya pelarangan skala nasional yang akan memperlihatkan hasil positif," ungkap Rao kepada Associated Press

Dr. Radhika Acharya, seorang psikologis di Hyderabad juga menyatakan dukungan terhadap pelarangan tersebut. Ia mendeskripsikan seorang pasien remaja yang mengunci dirinya di kamar selama berjam-jam untuk bermain PUBG hingga mengancam akan membunuh orang tuanya jika mengganggu. 

"PUBG membuat anak muda kurang peka terhadap kekerasan dan merusak pertumbuhan emosional mereka. PUBG menghubungkan kesuksesan dengan kekerasan serta menyakiti. Game itu berdampak sangat negatif terhadap anak, remaja dan bahkan orang tua," tutur Acharya. 

 

Langkah berbeda China

Pemain Avid eSports, Anirudh Ishaan (23), mengatakan bahwa PUBG memang "sangat bikin ketagihan" dan merupakan sumber dari perseteruannya dengan kedua orang tuannya, namun ia berpendapat game itu tak seharusnya dilarang atau dijadikan alasan untuk penangkapan. 

"Melarang PUBG adalah langkah yang sangat ekstrim. Kalian bisa mengambil jalan tengah, atau langkah yang lebih moderat, tapi bagaimana kalian bisa menyebut seseorang yang bermain video game sebagai kriminal? Kami tidak melakukan sesuatu yang ilegal," ungkap Ishaan. 

Pengembang sekaligus distributor PUBG Mobile, Tencent, menyatakan bahwa mereka tengah berusaha memahami dasar-dasar legal akan pelarangan terhadap video game [seperti PUBG], dan berharap dapat membujuk otoritas India untuk menarik kembali larangan tersebut. 

Tak hanya India, China juga menghadapi masalah serupa terkait perilaku remaja dengan PUBG. Akan tetapi, pemerintah China punya solusi sendiri. Ketimbang melarang, mereka menginstall kunci digital dalam game itu yang membuat anak di bawah usia 13 tahun tak bisa memainkannya, setidaknya dari perangkat milik mereka sendiri. 

 

Bagaimana menurut kalian? Apakah PUBG pantas untuk dilarang?

 

(Stefanus/IDGS)


Sumber: Independet

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI