IDGS, Minggu, 12 Mei 2019 - Perusahaan teknologi raksasa asal China, Tencent, secara mengejutkan menutup game super populer mereka yang tak lain merupakan versi mobile dari PlayerUnknown's Battlegrounds, PUBG Mobile pada Selasa (8/5/2019) lalu setelah gagal mengamankan lisensi dari pemerintah untuk mengumpulkan laba mereka dari game tersebut.
Oleh karena itu, Tencent memindahkan para pemain PUBG Mobile di China ke game yang mirip dengan PUBG Mobile namun lebih "patriotik" dengan judul Heping Jingying alias Elite Force for Peace, dilansir dari Reuters dan Financial Times.
Heping Jingying sendiri telah disetujui untuk dimonetisasikan oleh partai Komunis China, berkat sedikit elemen patriotik dalam game itu. Seorang analist mendeskripsikan game tersebut sebagai "penghargaan kepada Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat" yang merupakan bagian dari militer nasional China sekaligus menggunakan tema anti-terorisme.
Artwork dari Heping Jingying, game yang menggantikan PUBG Mobile di China. (Tencent)
PUBG Mobile diluncurkan pada Maret Tahun lalu dan telah menjadi salah satu video game paling populer di dunia hingga menyaingi Fortnite. Menurut estimasi dari China Renaissance, PUBG Mobile memiliki kurang lebih 70 juta pemain di China yang membuat Tencent meraup pendapatan mencapai Rp 16,89 triliun hingga Rp 21,19 triliun setiap tahun.
Akan tetapi, rangkaian faktor politik dan kultur di China bertabrakan dengan game tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintahan China memang menunjukkan reaksi negatif terhadap video game yang dianggap berkonten kekerasan atau menyebabkan ketagihan.
Sebelumnya, Tencent juga telah menutup sebuah game berjudul "Everyday Texas Hold'Em" yang merupakan game bertema judi kartu poker. Dan kini mereka terpaksa mengakomodasi PUBG Mobile demi tuntutan pemerintah. Selain lebih patriotik, konten kekerasan di dalamnya juga ditekan hingga seminim mungkin. Karakter tidak akan mengeluarkan darah jika tertembak, dan game ini hanya bisa dimainkan oleh usia 16 tahun ke atas.
Heping Jingying bisa dibilang sangat mirip dengan PUBG Mobile dari segi gameplay, latar belakang, artwork, maupun karakter. (Tencent)
Geopolitik bisa jadi berkonstribusi akan penolakan pemerintah China terhadap PUBG Mobile. Seperti yang kita ketahui, lisensi pembuatan versi mobile dari PUBG didapatkan Tencent dari Bluehole, sebuah perusahaan asal Korea Selatan. Otoritas China sendiri kurang suka dengan produk-produk Korea Selatan. Pada tahun 2017, Beijing (alias pemerintahan pusat China) memboikot produk maupun layanan jasa dari Korea Selatan setelah negara itu menyetujui instalasi sistem pertahanan misil THAAD Amerika di perbatasan negara itu dengan Korea Utara.
Bagi para pemain China, penggantian PUBG Mobile dengan Heping Jingying bukan masalah besar. Tencent memfasilitasi para pemain agar bisa mengkoversi karakter-karakter mereka di PUBG Mobile ke Heping Jingying sehingga mereka tidak dirugikan. Selain itu, menurut Cui Chenyu, analis game dari IHS Markit, game baru ini sangat mirip dengan PUBG Mobile dari segi gameplay, latar belakang, desain grafis dan karakter.
(Stefanus/IDGS)
Sumber: The Verge