Dijadikan contoh model bagi kepolisian
IDGS, Kamis, 25 Juli 2019 - Pada era sekarang ini, orang-orang menggunakan media sosial untuk menyampaikan pesan dan aspirasi mereka, mulai dari pengusaha jual-beli online hingga pejabat pemerintah. Nilai dari media sosial juga meningkat di mata kepolisian dari berbagai negara, tak terkecuali kepolisian Kota New York (New York Police Department/NYPD) di Amerika Serikat.
NYPD rupanya melatih para anggotanya agar lebih "lucu" dalam memposting menggunakan akun media sosial resmi NYPD untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian. Hal ini diungkap oleh Vice, yang memperoleh bocoran mengenai presentasi latihan media sosial anggota NYPD.
Logo dari NYPD. (NYPD)
Ternyata, dalam presentasi itu, terdapat satu slide yang didedikasikan penuh untuk membahas PewDiePie yang digunakan sebagai contoh akan bagaimana menjadi "lucu" di media sosial. Menariknya, dalam presentasi itu, PewDiePie disebut hanya memiliki 54 juta pengikut di YouTube, yang berarti presentasi tersebut dibuat pada 2017 ketike PewDiePie tersandung beberapa masalah seperti rasisme.
PewDiePie sendiri sekarang telah memiliki lebih dari 98 juta pengikut di YouTube, yang mayoritas berkat persaingan panasnya dengan kanal milik korporasi India, T-Series. Persaingan tersebut membuat para penggemar PewDiePie berusaha untuk meningkatkan kepopuleran YouTuber asal Swedia itu, meski pada akhirnya T-Series mengalahkan PewDiePie sebagai yang pertama meraih 100 juta pengikut.
Pertikaian antara PewDiePie vs. T-Series melahirkan sebuah meme yang disebut "subscribe to PewDiePie" yang nantinya menjadi sangat kontroversial. Dalam satu kasus, kalimat tersebut digunakan dalam vandalisme sebuah memorial, dan bahkan diucapkan oleh pelaku dari penembakan massal dua gereja Christchurch di Selandia Baru.
Setelah insiden penembakan tersebut, PewDiePie langsung meminta dihentikannya meme "subscribe to PewDiePie" yang kurang lebih mengakhiri perseteruannya dengan T-Series.
Masih belum jelas apakah NYPD masih menggunakan PewDiePie sebagai contoh bagaimana menjadi "lucu" di media sosial hingga sekarang. (Stefanus/IDGS)
Sumber: Gamerant