Indogamers.com - Para pemain game yang telah mencapai tingkat ekstrem berisiko mengalami gangguan psikologis yang menyebabkan mereka mengalami halusinasi terkait pengalaman bermain game di kehidupan nyata.
Kondisi psikologis ini dikenal dengan sebutan Gaming Transfer Phenomenon (GTP), yang didefinisikan oleh International Classification of Diseases sebagai bagian dari Gangguan Kecanduan Game Video atau Gaming Disorder (GD).
Individu yang menderita GTP akan membayangkan pengalaman bermain game ke dunia nyata setelah bermain game secara berkelanjutan. Prediksi dari Kolese Psikiater Australia dan Selandia Baru (RANZCP) menyebutkan bahwa sekitar 10 persen dari anak muda di Australia menderita GD, dan angka ini terus meningkat selama pandemi Covid-19.
Baca Juga: Nvidia Keluarkan GPU H200 Terbaru untuk Proses AI, Bakal Dipakai oleh Industri Game?
Menurut Psikiater Konsultan Kecanduan dari FSH, Kavita Seth, gangguan ini dimulai ketika seorang pemain game terus bermain hingga titik di mana mereka sulit untuk berhenti. Pada titik ini, mereka juga dapat merasa tersakiti jika ada orang lain yang mencoba menghentikan mereka.
Bagi beberapa individu, GD dapat mengarah pada penolakan untuk bersekolah atau kuliah, menganggur, berutang dalam perjudian, dan bahkan perilaku agresif. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti gangguan neurodevelopmental pada perkembangan otak, fobia sosial, dan masalah keluarga.
"Mereka lebih memilih bermain game daripada tidur, makan, pergi ke sekolah, serta menyelesaikan PR dan kegiatan sosial," ujar Kavita dikutip dari laman News.com.au, pada Selasa (14/11/2023).
Baca Juga: Steam Ungkap Ada Fitur Baru, Netizen Bilang Bisa Simpan Game Konten Dewasa
Beberapa pasien GD mengalami GTP, di mana mereka merasa dapat melihat elemen dari game di dunia nyata, meskipun sebenarnya tidak sedang bermain.
Mereka juga dapat mengalami sensasi mendengar audio atau musik dari game, padahal mereka sudah berhenti bermain cukup lama.
Dalam penelitian ilmuwan psikolog dan psikologi pascadoktoral Angelica Ortiz de Gortari, diungkapkan pengalaman seorang gamer berusia 17 tahun yang mengalami halusinasi elemen game di dunia nyata saat bermain game World of Warcraft.
Baca Juga: 10 Negara Peraih Hadiah Uang Terbanyak di Kompetisi Mobile Legends, Indonesia masih nomor 1
Seorang gamer lain, Daniel Owens, juga berbagi pengalamannya tentang bagaimana ia terganggu oleh game Portal 2. Bahkan ketika tubuhnya beristirahat, pikirannya tetap terfokus pada permainan.
Angelica menekankan bahwa fenomena GTP tidak terbatas pada permainan video saja. Faktor pemicunya meliputi beban kognitif yang tinggi, kondisi trans, stimulasi sensorik yang berlebihan, dan keterlibatan emosional. Oleh karena itu, diagnosis GTP bisa saja bercampur dengan halusinasi psikotik.
Kecanduan game merupakan isu yang terus diperhatikan dalam ranah medis. Salah satu langkah yang penting adalah berkonsultasi dengan ahli terkait jika ada kecurigaan terhadap GD. Dengan bantuan dari spesialis, gangguan ini dapat diatasi secara efektif untuk menghindari dampaknya di masa depan.
Angelica menutup penelitian dengan pernyataan, "Fenomena GTP mengingatkan kita akan kerentanan terhadap rangsangan buatan dan tantangan yang akan dihadapi oleh pikiran manusia seiring dengan kemajuan teknologi yang terus berlanjut."