Indogamers.com - CEO Penerbit Game GTA Take-Two Interactive, Strauss Zelnick, mengemukakan bahwa harga game saat ini dianggap terlalu murah, khususnya dalam industri game.
Menurut Zelnick, langkah lebih lanjut diperlukan dalam penetapan harga, dengan mempertimbangkan durasi permainan.
Zelnick berpendapat bahwa semakin lama durasi sebuah permainan, semakin tinggi nilai yang seharusnya dimilikinya.
Baca Juga: Enggak Bilang-bilang, EA Hapus Salah Satu Game Mereka dari Pasar Digital
Pemikiran ini merespons keluhan beberapa tahun lalu dari para pemain game mengenai durasi permainan yang terlalu singkat.
Banyak yang setuju bahwa harga permainan pada akhir pekan, seharusnya tidak sama dengan game peran (RPG) open world.
Pernyataan ini disampaikan Zelnick dalam pidatonya di hadapan para investor dalam pertemuan mingguan.
Baca Juga: Pengembang Assassins Creed Mirage Konfirmasi Mode New Game Plus Segera Hadir
Zelnick juga memberi peringatan kepada investor untuk tidak menggeneralisir harga permainan berdasarkan model layanan berlangganan seperti yang terjadi pada industri TV dan film, seperti Netflix.
Zelnick menegaskan bahwa dalam menetapkan harga suatu produk hiburan, penilaiannya seharusnya didasarkan pada nilai per jamnya. Dengan demikian, nilai yang seharusnya dibayarkan oleh pemain harus sejalan dengan konten yang diperoleh dan durasi waktu yang dihabiskan dalam permainan tersebut.
"Dengan standar tersebut, harga kami masih sangat, sangat rendah, karena kami menawarkan interaksi berjam-jam, nilai dari interaksi tersebut sangat tinggi. Jadi menurut saya industri secara keseluruhan menawarkan harga yang sangat bagus untuk menilai peluang bagi konsumen," ujar Zelnick di laman Rockpapershotgun dikutip pada Sabtu (18/11/2023).
Tak hanya Zelnick, pandangan bahwa harga game terlalu rendah juga diungkapkan oleh Presiden Capcom, Haruhiro Tsujimoto yang menyoroti biaya produksi game yang terbilang tinggi, sementara harga jualnya dianggap terlalu rendah.
"Biaya pengembangan sekitar 100 kali lebih tinggi dibandingkan era Famicom, namun harga perangkat lunak belum naik sebanyak itu," kata Tsujimoto, merujuk pada konsol 8-bit Nintendo yang sukses besar pada tahun 1980-an.
Dia juga menekankan perlunya peningkatan upah bagi para pekerja, sesuai dengan tren kenaikan upah yang terjadi di berbagai sektor industri.