Indogamers.com - Baru-baru ini, Chameleon ramai diperbincangkan selepas menyusupi pengguna di Australia, Polandia, Inggris, dan Italia.
Menurut Threat Fabric, malware tersebut mulanya berperan sebagai trojan perbankan.
Namun, sekarang dia bisa mengecoh keamanan biometrik, termasuk kunci sidik jari pada HP Android.
Agar kamu lebih waspada, berikut kami sajikan fakta-fakta seputar malware Chameleon.
1. Bisa Bobol Keamanan Biometrik
Berbekal prompt sederhana seperti "interrupt_biometric," malware Chameleon mampu memaksa HP beralih dari otentikasi sidik jari ke PIN.
Pada titik inilah, muncul celah serius akan risiko kebocoran PIN dan kata sandi.
2. Penyebaran dan Taktik Penyamaran
Chameleon sering menggunakan Zombinder sebagai media penyebarannya.
Malware tersebut menyamar sebagai aplikasi Chrome yang sekilas tampak resmi.
Alhasil, Chameleon jadi sulit dideteksi oleh pengguna awam.
Baca Juga: Microsoft Akui Pihaknya Memberi Sertifikasi Bagi Driver Berisi Malware yang Menyasar Gamer
Baca Juga: Bahayakan Privasi dan Keamanan, 4 Aplikasi Android Ini Sebaiknya Tidak Diinstal
3. Adaptasi Android 13
Varian terbaru Chameleon menunjukkan adaptasinya terhadap versi Android 13.
Malware tersebut menampilkan halaman HTML untuk membujuk pengguna agar mengaktifkan layanan aksesibilitas.
Tindakan ini jadi langkah kritis untuk melancarkan serangan Device Takeover (DTO).
Oleh karena itu, jangan sembarang memberi akses saat kamu mengunjungi situs tak terpercaya.
4. Bisa Jadwalkan Serangan
Chameleon dilengkapi kemampuan penjadwalan tugas via AlarmManager API.
Berbekal pendekatan dinamis, Chameleon bisa beralih antara metode "a11y" (akronim untuk aksesibilitas) dan "usagestats" tergantung pada kondisi perangkat.
Dengan cara inilah, Chameleon mengoptimalkan efektivitas serangannya.
Agar HP Android kamu tetap aman, selalu perbarui sistem secara teratur.
Ingat, waspada adalah kunci!