Indogamers.com - Valve merupakan salah satu nama paling bersinar di industri game PC. Dominasinya di pasar distribusi game tampak jelas via platform Steam.
Akan tetapi, kesuksesan perusahaan ini tidak terwujud begitu saja, ada perjalanan panjang penuh tantangan dan inovasi.
Mari kita susuri kisah di balik kesuksesan Valve dan sejarah awal berdirinya perusahaan tersebut.
Berawal dari Mimpi Besar
Valve didirikan oleh Gabe Newell dan Mike Harrington pada 1996.
Sebagai eks karyawan Microsoft, Gabe Newell paham betul dunia bisnis software.
Dia tidak menyelesaikan studi di Harvard, tetapi mampu mendulang lebih dari USD1 juta kekayaan dari Microsort.
Bersama Harrington, sesama rekan di Microsoft, Newell lantas mendirikan Valve.
Perusahaan ini awalnya berfokus sebagai pengembang game.
Half-Life menjadi proyek awal yang mengukuhkan namanya di industri.
Kendati sempat kesulitan menemukan penerbit untuk game pertama, Half-Life akhirnya dirilis pada November 1998.
Half-Life sukses besar dan hingga kini dianggap sebagai salah satu game legendaris.
Inovasi Game Engine
Setelah sukses dengan Half-Life, Valve tidak buru-buru merilis game baru.
Sebaliknya, mereka memanfaatkan momentum dengan mendukung komunitas modding buat mengembangkan mod dari game Half-Life.
Dengan merilis Software Development Kit (SDK) secara gratis, Valve memunculkan berbagai mod, seperti Counter-Strike, yang kelak jadi game esports populer.
Valve tidak hanya berhasil sebagai pengembang game, tetapi juga sebagai pengembang game engine.
Menukil IGN, saat itu mereka memodifikasi Quake engine lalu menciptakan game engine Goldsource untuk Half-Life.
Source dan Source 2 jadi tonggak penting dalam sejarah pengembangan game, menunjukkan fokus Valve pada inovasi teknologi.
Baca Juga: Mengenal Kreator Game Misteri Danganronpa Kazutaka Kodaka, dari Profil hingga Jejak Kariernya
Munculnya Steam
Pada 2002, Valve memperkenalkan Steam di Game Developers Conference (GDC).
Awalnya, Steam diciptakan buat memudahkan pemain mengunduh patch dan update game daring.
Namun, Valve punya visi lebih besar, mereka menyulap Steam jadi platform distribusi game digital di PC.
Awalnya, ada tantangan bug dan antarmuka jelek, tetapi Valve terus memperbaiki dan mengembangkan Steam.
Pada 2004, keputusan kontroversial diumumkan: semua game Valve hanya bisa dibeli secara eksklusif via Steam. Keputusan ini memicu ragam reaksi.
Namun, berkat ketekunan mereka, Steam akhirnya berkembang jadi platform distribusi game digital terkemuka dengan antarmuka user-friendly dan beragam fitur.
Baca Juga: Sejarah Nintendo, dari Perusahaan Pembuat Kartu Permainan hingga Konsol Game Canggih
Monetisasi Steam
Pendapatan Steam berasal dari potongan penjualan game melalui platform tersebut.
Meski awalnya memberlakukan potongan 30 persen, Valve mengubah struktur potongan pada 2018, menyesuaikannya dengan tingkat penjualan game.
Meskipun keberhasilan finansial Steam terus meningkat, beberapa laporan menunjukkan penurunan penjualan game di platform tersebut pada tahun 2019.
Dalam beberapa tahun terakhir, Valve terus memperluas kehadirannya dalam industri game.
Mereka terlibat aktif di kompetisi esports via turnamen Dota 2, The International, dengan tawaran hadiah besar setiap tahunnya.
Sejarah Valve telah memberikan inspirasi bagi para pengembang dan pecinta game di seluruh dunia.