Indogamers.com - "Saat memasuki dunia digital, sangat mudah bagi kita meninggalkan sopan santun. Teknologi bisa membangkitkan manusia bar-bar dalam diri kita," demikian pembuka artikel berjudul Technology and consent: avoiding digital rape dari kolom opini di Cyber News.
Pelecehan virtual kian marak seiring berkembangnya teknologi. Baru-baru ini, viral kasus anak dibawah usia 16 tahun jadi korban perkosaan virtual di sebuah game VR. Polisi Inggris kini sedang menyelidikinya.
Sebenarnya, apa itu pelecehan virtual?
Baca Juga: Kisah Pilu Remaja Jadi Korban Pemerkosaan Virtual Saat Main Game di Metaverse
Seputar Pelecehan Virtual
Chandler Home dalam artikel jurnal berjudul Regulating Rape within the Virtual World menjelaskan, Virtual Reality (VR) adalah lingkungan tiga dimensi bikinan komputer untuk mensimulasikan pengalaman dunia nyata.
Dalam konteks saat ini, game-game sudah mulai bisa diakses pakai headset VR. Berbekal perangkat tersebut, pemain bisa berinteraksi dengan pemain lain dalam sebuah dunia simulasi, tanpa peduli sekat geografis.
Pengguna diwakili oleh avatar, merujuk pada representasi virtual tubuh pengguna di dunia tersebut.
Singkatnya, karakteristik unik dari dunia VR melibatkan modifikasi avatar, dan inilah yang bisa mempengaruhi perilaku pengguna di dunia virtual.
Dari situlah, kejahatan di dunia nyata akhirnya berpotensi muncul di dunia virtual, termasuk pelecehan.
Kendati tidak ada kontak fisik dalam arti sebenarnya, kejahatan-kejahatan tersebut akan menimbulkan trauma. Sebab, VR menyajikan dunia yang nyaris mirip dengan dunia nyata.
Baca Juga: 5 Headset VR Terbaik Lengkap dengan Spesifikasi dan Harganya, Beri Pengalaman Virtual yang Keren
Cara Menghindari Pelecehan Virtual
Hingga kini, pembahasan soal pelecehan virtual masih jadi pembicaraan. Chandler Home dalam penelitiannya menyerukan dibikinnya regulasi dunia VR. Usul tersebut, serupa seperti kebanyakan respons dalam kasus perkosaan Virtual di Inggris baru-baru ini.
Sementara itu, dalam sebuah artikel di laman resmi, Steam menyarankan beberapa hal agar terhindar dari kejahatan virtual, di antaranya:
1. Atur Privasi secara Bijak
Pengaturan privasi adalah alat penting dalam menjaga kontrol atas informasi pribadi. Manfaatkan fitur ini secara bijak, terutama berkaitan dengan siapa yang dapat melihat profil kamu, mengirim pesan, atau mengajak berteman. Hanya beri akses kepada orang-orang yang kamu percayai.
2. Gunakan Sistem Pelaporan
Steam menyediakan sistem pelaporan. Jika kamu mengalami pelecehan, jangan ragu untuk melaporkan pelaku. Laporkan detail agar tim dukungan bisa memprosesnya secara efektif. Pelaporan tidak hanya melindungi kamu, tetapi juga membantu menjaga komunitas secara keseluruhan.
3. Hindari Berbagi Informasi Pribadi
Jaga informasi pribadi agar tetap aman. Hindari berbagi informasi, seperti alamat rumah atau nomor telepon di Steam. Dengan membatasi akses ke informasi pribadi, risiko penyalahgunaan atau pelecehan yang mungkin terjadi akan berkurang.
4. Pertimbangkan Penggunaan Filter Konten
Mengaktifkan filter konten dapat membantu menyaring pesan atau konten yang tidak diinginkan.
5. Gunakan Mode Invisible
Berbekal Mode Invisible, kamu bisa tetap online tanpa diketahui pengguna lain. Meskipun ini membantu mengurangi kemungkinan pelecehan atau gangguan, gunakan mode ini secara bijak.
Ingatlah, dalam mode ini, kamu masih bisa berkomunikasi dengan teman-teman lain, tetapi orang lain tidak akan tahu bahwa kamu online.
Dengan mengikuti panduan ini, kamu bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dan positif di dunia VR.