Indogamers.com - Melalui laman resmi Meta, perusahaan milik Mark Zuckerberg ini menyatakan bakal menghilangkan fitur Facebook News mulai bulan April 2024.
Meski baru berlaku di Amerika Serikat dan Australia, kebijakan tersebut besar kemungkinan bisa diterapkan di negara lain termasuk Indonesia. Alasannya, Facebook menilai penggunanya sudah mulai meninggalkan informasi yang bersumber dari artikel berita.
"Sebagai sebuah perusahaan, kami harus memfokuskan waktu dan sumber daya kami pada hal-hal yang menurut orang-orang ingin mereka lihat lebih banyak di platform ini, termasuk video berdurasi pendek," kata Meta dikutip Indogamers.com pada Rabu, 6 Maret 2024.
Baca Juga: Jadi yang Pertama, Lenovo Resmi Meluncurkan Konsep Laptop Transparan
Menurut data yang mereka rilis, jumlah orang yang menggunakan Facebook News di Australia dan AS telah menurun lebih dari 80% tahun lalu.
Data tersebut disimpulkan bahwa saat ini pengguna tidak lagi mencari artikel berita dan konten politik. Akan tetapi, mereka datang ke Facebook untuk terhubung dengan orang-orang dan menemukan peluang, minat, dan minat baru.
"Seperti yang kami sampaikan sebelumnya pada tahun 2023, berita hanya mencakup kurang dari 3% dari apa yang dilihat orang di seluruh dunia di feed Facebook mereka, dan merupakan bagian kecil dari pengalaman Facebook bagi sebagian besar orang," tambah Meta.
Baca Juga: Optimis di MPL Season 13, Aran Auara Fire Akan Waspadai Semua Tim yang Bertanding
Meski akan fokus pada konten video, namun Meta menegaskan akan terus menjunjung tinggi asas informasi yang bisa dipercaya karena masih bekerja sama dengan pemeriksa fakta pihak ketiga.
Badan tersebut telah memiliki sertifikasi melalui lembaga akreditasi seperti Jaringan Pengecekan Fakta Internasional non-partisan (non-partisan International Fact-Checking Network).
Mereka akan meninjau dan menilai misinformasi yang viral di aplikasi Meta yang tersebar dalam format video.
Baca Juga: 5 Hero Mobile Legends Terbaik untuk Pemula di 2024
"Kami telah menyumbangkan lebih dari $150 juta untuk program-program yang mendukung upaya pengecekan fakta kami sejak tahun 2016 untuk memerangi penyebaran informasi yang salah dan kami akan terus berinvestasi di bidang ini," ujar Meta.
Akan tetapi, Meta menegaskan bahwa organisasi berita tetap akan bisa memanfaatkan produk seperti Reels dan sistem iklan untuk menjangkau khalayak yang lebih luas dan mengarahkan orang ke situs web mereka.***