Google Pecat Karyawannya yang Tak Sepakat Jika Perusahaan Kerja Sama dengan Israel

Google pecat karyawan. (Sumber: pexels.com/Sarah Blocksidge)

Indogamers.com - Akibat konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina belum menemukan solusi konkret, banyak sektor di dunia bisnis menjadi terdampak. Salah satunya di bidang teknologi, belum lama ini Google dikabarkan memecat seorang karyawannya yang diduga menolak sikap perusahaan.

Karyawan tersebut di-PHK setelah secara terang-terangan memprotes pekerjaan perusahaan yang disebut-sebut memberi dukungan untuk militer Israel.

Hal itu terjadi ketika presentasi oleh seorang eksekutif Google cabang Israel, di mana mantan insinyur Google Cloud tersebut berdiri dan berteriak mengucapkan protesnya.

Baca Juga: Spesifikasi dan Harga iQOO Z9 yang Hadir dengan Prosesor MediaTek Dimensity 7200

"Saya menolak untuk membangun teknologi yang mendukung genosida atau pengawasan," kata karyawan itu dikutip dari The Verge pada Jumat, 15 Maret 2024.

Menurut Google, pemecatan tersebut pertama kali dilaporkan oleh CNBC dan diterima melalui email ke The Verge. Dalam email, Google membenarkan bahwa karyawan itu dipecat akibat telah melanggar aturan yang berlaku di perusahaan.

"Awal pekan ini, seorang karyawan mengganggu rekan kerja yang sedang memberikan presentasi, mengganggu acara resmi yang disponsori perusahaan. Perilaku ini tidak baik, apa pun masalahnya, dan karyawan tersebut dipecat karena melanggar kebijakan kami," kata juru bicara Google Bailey Tomson.

Baca Juga: Kupas Tuntas Kinerja Dapur Pacu, Kualitas Kamera dan Daya Tahan Baterai iQOO Z9

Kejadian tersebut terjadi di Mind the Tech yang merupakan konferensi teknologi tahunan Israel di New York. Protes terlontar ketika presentasi dari direktur pelaksana Google Israel Barak Regev tentang Proyek Nimbus, kontrak pemerintah Israel senilai $1,2 miliar untuk akses ke layanan cloud dari Google dan Amazon.

“Proyek Nimbus membahayakan anggota komunitas Palestina. Tidak ada apartheid awan," kata karyawan tersebut.

Proyek Google tersebut sebenarnya telah mendapat protes keras dari berbagai pihak termasuk para karyawan yang memang ingin memberikan dukungan terhadap Palestina dan kemanusiaan.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI