Indogamers.com - CEO Starbreeze dipecat dari jabatannya, imbas dari kinerja buruk Payday 3 yang sudah dirilis sejak tahun lalu.
Pengumuman tersebut datang langsung dari laman resmi mereka pada 12 Maret 2024.
Game simulasi perampokan bank Payday 3 mengalami penurunan jumlah pemain yang signifikan. Hal tersebut dianggap sebagai kegagalan besar bagi Starbreeze.
Setelah masa peluncuran penuh harapan, Payday 3 menemui banyak kendala teknis dan kekurangan fitur.
Masalah-masalah yang ada jadi sasaran para kritikus dan menyebabkan pemain beralih kembali ke game pendahulunya, Payday 2.
Starbreeze sebenarnya sudah berupaya buat memperbaiki problem. Hanya saja, kuantitas player game Payday 3 tetap terjun drastis.
Merujuk laporan Kotaku yang menukil data SteamDB, jumlah pemain online Payday 3 rerata kurang dari 400 pemain per hari.
Di sisi lain, ada lebih dari 25.000 pengguna aktif harian Payday 2.
Baca Juga: Google Dinilai Beri Dukungan ke Israel, Ratusan Karyawan Protes
Baca Juga: Fakta-fakta Menarik Monster Hunter World Laku 25 Juta Kopi, Jadi Game Terlaris Capcom Lho!
Kondisi ini memicu reaksi keras dari pihak manajemen Starbreeze yang kemudian mengumumkan penggantian CEO sebagai langkah awal perbaikan situasi perusahaan.
Dalam pengumuman resminya, Starbreeze menyatakan bahwa CEO sebelumnya, Tobias Sjogren, telah dipecat dan digantikan oleh Juergen Goeldner sebagai CEO interim.
Pergantian kepemimpinan ini bertujuan untuk mencari solusi baru guna mengatasi tantangan perusahaan.
Starbreeze menegaskan, Sjogren akan tetap terlibat dalam proses transisi kepemimpinan tersebut.