Indogamers.com - CEO Pocketpair Takuro Mizobe mengkritik situs seperti IGN dan Insider-Gaming setelah mereka memakai kata "menuduh" untuk judul artikel seputar potensi kloning game Palworld oleh Tencent.
Mizobe tidak nyaman dengan penggunaan kata tersebut, dan menyatakan bahwa dia justru bangga game-nya ditiru developer lain.
Sosok tersebut lantas menjelaskan masalah ini via platform X pada 17 April 2024.
"Untuk 'menuduh' seseorang melakukan sesuatu, artinya sama saja mengatakan bahwa mereka melakukan sesuatu yang salah. Saya tak berpikir apa yang dilakukan Tencent salah."
"Saya bangga bahwa perusahaan lain ingin membuat game seperti Palworld. Industri ini sejarahnya berinovasi saat kita mengadopsi ide-ide dari game yang kita cintai."
"Saya terkejut melihat banyaknya game mobile berkualitas tinggi yang sedang dikembangkan," ujar Mizobe.
Baca Juga: Tencent Mau Bikin Game Mirip Palworld, Ini Tanggapan Mengejutkan CEO Pocketpair
Bagaimana ini kesalahpahaman ini terjadi?
Mizobe lantas memberi catatan: berupa postingan awalnya yang dikutip oleh media tadi.
"Tencent sudah membuat game klon Palworld!"
(Tanda seru di sini bisa dibaca sebagai kemarahan atau kegembiraan. Setidaknya di Amerika, sesuatu yang disebut klon biasanya merupakan hinaan).
"Di China, berbagai perusahaan secara bersamaan mengembangkan klon mobile Palworld, dan skala anggarannya sekitar 10 miliar yen, 10 kali lipat dari Palworld..."
(hanya menyatakan fakta, tetapi bisa terlihat seperti menyesali bahwa mereka meniru Palworld dengan anggaran jauh lebih tinggi. Selain itu, biasanya orang menggunakan "..." sebagai cara untuk meredupkan nada dalam sebuah kalimat).
"Nampaknya akan ada banyak game tentang pemeliharaan monster berkualitas Genshin yang dirilis tahun depan..."
(lagi-lagi, "..." terdengar agak sedih di sini).
"Zaman Edan."
(Orang Amerika mungkin akan membaca ini sebagai sindiran).
Baca Juga: Palworld Tembus 19 Juta Pemain, Benarkah Biaya Pengelolaan Servernya Bisa Bikin Bangkrut?
Kesalahpahaman ini bisa jadi karena Mizobe sebenarnya sedang mengekspresikan kegembiraan.
Hanya saja, pilihan kata di sini, bahkan tanda baca yang dia pakai, menciptakan nada yang bisa dibaca dua arah.
Adapun media kemudian mengangkat judul "menuduh". Begitulah duduk perkaranya.