Indogamers.com - Siapa sebenarnya Dyloch, juara ajang MK1 CEO yang selebrasi lempar kursi sampai merusak lighting acara pada 30 Juni 2024 kemarin?
Dyloch atau Alex Ruiz adalah seorang gamer fighting profesional asal Amerika Serikat. Dia dikenal karena kehebatan skill-nya saat main game Mortal Kombat 1.
Adapun saat ini sosok Dyoch punya reputasi sebagai salah satu pemain terbaik di game fighting.
Biar lebih kenal, mari kita bahas profilnya.
Profil & Perjalanan Dyloch
Nama Asli: Alex Ruiz
Nama Panggilan: Dyloch
Negara Asal: Amerika Serikat
Karakter Favorit: General Shao (Mortal Kombat 1), Spawn dan Terminator T-800 (Mortal Kombat 11)
Baca Juga: Juara Turnamen Mortal Kombat 1, Gamer Ini Malah Rugi Rp49 Juta Akibat Lempar Kursi, Kenapa?
Dyloch mulai dikenal di komunitas game fighting melalui partisipasinya di berbagai turnamen Mortal Kombat.
Dia sering menggunakan karakter Spawn dan Terminator T-800, menunjukkan skill konsisten di berbagai kompetisi.
Beberapa pencapaian awalnya termasuk finis di posisi ke-5 di VL 3v3 Character Locked Tournament dan posisi ke-13 di ajang The Dittle Dome.
Prestasi di Mortal Kombat 1
Dengan rilisnya Mortal Kombat 1, Dyloch beralih fokus dan mulai mendominasi turnamen dengan karakter General Shao.
Salah satu momen puncaknya terjadi baru-baru ini saat dia memenangkan gelar juara turnamen CEO 2024 di Daytona Beach, AS.
Di sana, Dyloch sukses mengalahkan Curtis "Rewind" McCall dalam pertandingan yang sangat kompetitif.
Baca Juga: Harga Sistem Pencahayaan di Turnamen Mortal Kombat 1 yang Rusak Akibat Lemparan Kursi Sang Juara
Meski Dyloch dikenal karena skill-nya, dia juga jadi sorotan karena kontroversial.
Setelah memenangkan babak final MK1 CEO 2024, dia melempar kursi ke arah penonton sampai menyebabkan kerusakan pada lampu panggung senilai $3,000 atau sekitar Rp49 juta.
Dyloch telah menyatakan akan bertanggung jawab atas kerusakan tersebut dan berjanji lebih berhati-hati di masa depan.
Insiden ini memicu perdebatan di kalangan komunitas game tentang etika dan perilaku pemain di turnamen.
CEO turnamen, Alex Jebailey, memberi teguran keras kepada semua peserta agar tidak mengulangi tindakan serupa di masa depan.***