Indogamers.com - Sebuah petisi di laman Change.org tentang game Assassin’s Creed Shadows menarik perhatian pecinta sejarah dan gamer di Jepang.
Petisi yang diinisiasi oleh Shimizu Toru pada 19 Juni 2024 tersebut meminta agar judul game Assassin’s Creed Shadows dibatalkan.
Apa alasannya? Berikut kami sajikan poin-poin penting terkait penolakan game anyar dari Ubisoft dalam petisi tersebut.
1. Kurangnya Akurasi Sejarah
Salah satu alasan utama yang dikemukakan dalam petisi yakni soal akurasi sejarah.
Assassin’s Creed Shadows berlatar di Jepang feodal, menampilkan sosok Yasuke, samurai berkulit hitam adaptasi dari tokoh sejarah nyata.
Banyak yang merasa bahwa representasi Yasuke dalam game tidak sesuai dengan fakta sejarah.
Baca Juga: Petisi Tolak Game Assassin’s Creed Shadows di Jepang Tembus 50 Ribu Tanda Tangan
2. Masalah Budaya Jepang
Petisi menyoroti kurangnya penghormatan terhadap budaya Jepang.
Penandatangan petisi merasa bahwa Ubisoft tidak bikin riset mendalam tentang budaya dan sejarah Jepang.
Alhasil, representasi karakter dalam game tak akurat dan bahkan dianggap menghina.
3. Kontroversi Tokoh Yasuke
Yasuke adalah salah satu karakter utama di game Assassin’s Creed Shadows yang jadi pusat kontroversi.
Meskipun Yasuke adalah tokoh sejarah yang menarik, banyak pihak berpendapat bahwa Ubisoft tidak menggambarkan perannya dengan benar.
Lebih detail lagi, Yasuke adalah samurai pelayan di bawah daimyo terkenal, Oda Nobunaga.
Adapun peran dia dalam game ini dianggap tidak sesuai dengan kenyataan sejarah.
Baca Juga: Terungkap, Game Ini yang Bikin Nintendo Dapat Kiriman 39 Ancaman Bom dalam 4 Bulan
4. Potensi Rasisme
Beberapa penandatangan petisi juga mengaitkan kurangnya akurasi sejarah dan penghormatan budaya dengan potensi rasisme.
Mereka merasa, nir-akurasi representasi berpotensi memperkuat stereotip negatif tentang budaya Jepang dan sejarahnya.
5. Tuntutan Riset Lanjutan
Para penandatangan petisi menuntut agar Ubisoft melakukan penelitian lebih lanjut dan menunjukkan itikad baik sekaligus menghormati sejarah dan budaya Jepang.
Dengan adanya petisi ini, mereka berharap Ubisoft lebih berhati-hati mengembangkan game dengan latar di negara yang kaya akan sejarah dan budaya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Console Game Buat Travellers
Saat artikel ini ditulis, Jumat, 7 Juli 2024, petisi tersebut sudah mendapatkan lebih dari 51.000 tanda tangan.
Kemungkinan besar game ini tidak akan dibatalkan mengingat jadwal rilis pada November 2024 mendatang sudah dekat dengan tenggat .***