Indogamers.com - Bermain game memang menjadi salah satu kegiatan yang disukai semua kalangan, apalagi anak-anak. Namun tidak semua game dinilai aman, salah satunya Roblox yang ternyata menjadi media yang digunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
Disadur dari VGC pada Rabu, 24 Juli 2024, Roblox melaporkan telah ada lebih dari 13.000 insiden eksploitasi anak pada tahun 2023. Akibat laporan-laporan itu, pihak kepolisian AS mengklaim telah menangkap setidaknya 24 orang sejak 2018.
Para pelaku dibekuk atas dugaan menculik atau menganiaya korban yang mereka temui di Roblox. Menurut data yang dimiliki Bloomberg sebagai bagian dari penyelidikan selama delapan bulan, lebih dari 40% pemain game itu di antaranya berusia di bawah 13 tahun.
Baca Juga: Erin Honor of Kings: Rekomendasi Item Build Untuk Marksman dengan Magic Attack
Roblox yang menjadi salah satu judul game online populer mencatat telah memiliki sekitar 77 juta pengguna setiap hari. Dalam laporan terkini, masalah predator menjadi sesuatu yang disorot karena sudah terjadi selama bertahun-tahun.
Pada 2022 misalnya, Roblox melaporkan hampir 3.000 insiden eksploitasi anak ke Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi (NCMEC). Alih-alih berkurang, angka tersebut malah melonjak hingga lebih dari 13.000 pada tahun lalu.
Pada dasarnya, Roblox sudah mulai meningkatkan tindakan preventif untuk menjaga keselamatan anak dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi menurut sejumlah karyawan saat ini dan mantan karyawan, perusahaan memprioritaskan pertumbuhan daripada kesejahteraan penggunanya.
Baca Juga: Daftar Tim dan Pemain Lengkap MWI 2024, Ada 2 Tim Indonesia yang Bertanding
Hal itu terjadi terutama sebelum tahun 2022, di mana Roblox tidak memiliki sistem otomatis untuk mencari perilaku perawatan di luar filter teks sederhana.
Akan tetapi, juru bicara Roblox mengelak dengan menyebut bahwa perusahaan memiliki “jalur yang kuat” fitur keselamatan dalam pengembangan.***