Mark Zuckerberg Bantah Media Sosial Sebabkan Masalah Kesehatan Mental Remaja

Mark Zuckerberg, CEO Meta. (Sumber: Time)

Indogamers.com - Bos Meta Group Mark Zuckerberg menegaskan media sosial tidak memiliki hubungan sebab-akibat langsung dengan kesehatan mental remaja.

Hal tersebut disampaikan saat wawancara bersama Alex Heath dari The Verge yang tayang pada Kamis (26/9/2024).

Zuckerberg menyatakan, “sebagian besar penelitian menunjukkan tak ada hubungan sebab-akibat luas antara media sosial dan masalah kesehatan mental.”

Sebelumnya pendiri Facebook tersebut juga menyampaikan pendapat serupa di depan Kongres Amerika Serikat, tepatnya dalam sidang yang membahas keamanan anak awal tahun 2024.

Adapun menurutnya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa media sosial bisa memberi dampak positif maupun negatif pada kesehatan mental remaja.

Baca Juga: Pro dan Kontra Flappy Bird Versi Baru Dikabarkan Tidak Ada Fitur NFT Tapi Miliki Opsi Kripto

Meta terus berupaya meningkatkan fitur keamanan bagi remaja.

Instagram telah mengumumkan bahwa semua remaja di platformnya akan dipindahkan ke akun yang lebih privat dengan pembatasan DM dan fitur “Sleep Mode” untuk membatasi notifikasi di malam hari.

Selain itu, Meta juga meluncurkan kontrol orang tua di Instagram dan Messenger untuk memberi lebih banyak pengawasan kepada orang tua.

Baca Juga: Google Doodle Tampilkan Game Interaktif Popcorn yang Seru Abis...

Kekhawatiran tentang dampak media sosial pada kesehatan mental remaja meningkat usai bocornya Facebook Papers pada 2021.

Dokumen itu menunjukkan bahwa Meta sudah mengetahui dampak negatif Instagram terhadap beberapa remaja.

Akibatnya, sejumlah pembuat kebijakan di AS mendorong peraturan lebih ketat terkait usia pengguna platform, termasuk usulan label peringatan serupa produk tembakau.

Meski skeptis terhadap hubungan langsung antara media sosial dan kesehatan mental, Zuckerberg menegaskan bahwa Meta akan mematuhi hukum terkait keamanan anak, jika nantinya sudah disahkan.

“Saya pikir kemampuan untuk menerima notifikasi dan terdistraksi, lebih berkontribusi pada masalah kesehatan mental, daripada aplikasi tertentu,” tandasnya.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI