Indogamers.com - Sony baru-baru ini mengungkapkan rencana PlayStation untuk memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin dalam mempercepat proses pengembangan game. Informasi ini disampaikan dalam Laporan Perusahaan Sony yang terbaru.
Pada laporan tersebut, Sony menyebutkan bahwa mereka akan mendukung teknologi yang memungkinkan pengembang game memaksimalkan potensi properti intelektual (IP) secara lebih efisien dan berkualitas tinggi.
Teknologi yang dimaksud mencakup penginderaan, pengambilan, serta pemrosesan 3D secara real-time, AI, dan pembelajaran mesin. Langkah ini diharapkan dapat membantu Sony menyampaikan produk mereka kepada penggemar lebih cepat dan dengan biaya lebih rendah.
Baca Juga: Timnas Esports Indonesia Mobile Legends Women Raih Posisi Ke-4 di CAEC 2024
Salah satu contoh penerapan teknologi ini adalah dalam pengembangan game Marvel's Spider-Man 2, di mana PlayStation menggunakan perangkat lunak pengenalan suara berbasis pembelajaran mesin untuk otomatisasi sinkronisasi subtitle.
Disadur dari Insider Gaming pada Senin, 30 September 2024, teknologi ini secara signifikan mempercepat proses pembuatan subtitle.
Sony juga mengumumkan pembangunan Volumetric Capture Studio, yang bertujuan untuk menghasilkan data 3D dari objek dan lokasi nyata, menciptakan gambar berkualitas tinggi.
Baca Juga: Timnas Esports Indonesia Mobile Legends Women Kalahkan Timnas MLBB Men Thailand
Sony menyatakan bahwa aset 3D yang dihasilkan akan digunakan tidak hanya secara internal, tetapi juga dapat dijual secara eksternal.
Selain itu, Sony menjalin kerja sama dengan Epic Games untuk mengeksplorasi pemrosesan 3D real-time melalui penggunaan Unreal Engine.
Teknologi ini digunakan dalam produksi virtual, seperti pembuatan video musik, yang memungkinkan pengembang menggunakan kembali aset 3D untuk membangun dunia game dan menghasilkan film pendek berbasis bukti konsep CG.
Baca Juga: Blossom Tales II: The Minotaur Prince. Gameplay dan Spesifikasi PC Minimum untuk Memainkannya
Meski demikian, penggunaan AI dan pembelajaran mesin di industri game juga memicu perdebatan seputar isu plagiarisme, kreativitas, dan risiko redundansi pekerjaan. Seiring PlayStation terus mengembangkan teknologi ini, diskusi mengenai dampaknya diperkirakan akan terus berlangsung.***