Indogamers.com - Rhianna Pratchett, sosok penulis di balik game reboot Tomb Raider 2013, merasa senang ketika serial Netflix terbaru Tomb Raider: The Legend of Lara Croft mengeksplorasi dampak trauma tokoh utama.
Merujuk The Gamer, Kamis (24/10/2024), Pratchett bilang bahwa ia belum sempat nonton series tersebut, tetapi dia senang karena film membahas PTSD Lara selepas mengalami ragam kejadian di Pulau Yamatai.
"Dulu kami ingin membahas PTSD, tetapi itu area yang tidak diizinkan untuk dieksplorasi dalam game," ujar Pratchett.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Game Legend Age of Empires Mobile yang Resmi Meluncur di Android dan iOS
Pratchett juga mengungkap bahwa dulu Lara bisa saja mengalami kilas balik dari kejadian di game pertama.
Salah satu ide yang akhirnya tidak jadi dieksekusi yakni Lara mengalami situasi di mana dunianya bercampur antara khayalan dan kenyataan.
Misal, bisa saja saat Lara berada di London Underground atau di jalan pada malam hari, dia tetiba mengalami adegan-adegan yang mengingatkannya pada pengalaman buruk di Pulau Yamatai.
Adapun Crystal Dynamics selaku studio pengembang game Tomb Raider saat itu pilih fokus pada hubungan Lara dengan sang ayah, pendekatan yang kurang disukai Pratchett.
Baca Juga: Gratis! Ini Link Download Age of Empires Mobile dan Panduan Mainnya untuk Pemula
Terlepas dari itu, kini video game Tomb Raider baru saja merayakan pencapaian besar di mana penjualan game tersebut mencapai 100 juta unit setelah 28 tahun dirilis.***