Indogamers.com - Tencent menarik dua direkturnya dari kursi dewan eksekutif Epic Games selepas Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengungkap adanya kans pelanggaran undang-undang antitrust.
Merujuk Eurogamer Jumat (20/12/2024), Departemen Kehakiman AS menyebut keberadaan direktur Tencent di dewan eksekutif Epic melanggar Section 8 Clayton Act.
Undang-undang antitrust tersebut melarang individu yang sama untuk duduk di dewan dua perusahaan pesaing demi melindungi konsumen dari praktik bisnis kotor.
Baca Juga: 5 Fakta di Balik PUBG jadi Game Mobile Pertama yang Catatkan Hadiah Total Rp1,5 Triliun
“Kami terus meningkatkan penegakan interlocking directorates sebagai prioritas Divisi Antitrust,” kata Deputi Direktur Penegakan Sipil, Miriam R. Vishio.
Ia menambahkan, langkah ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk mencegah pelanggaran antitrust.
Sebagai informasi, antitrust adalah istilah undang-undang yang dirancang untuk mencegah praktik bisnis antikompetitif, monopoli, atau kartel.
Tujuan utama antitrust yakni melindungi konsumen dengan memastikan adanya persaingan sehat di pasar.
Baca Juga: Ubisoft di Ambang Akuisisi, Tencent Siap Ambil Alih?
Sebelumnya diwartakan, Tencent selaku perusahaan raksasa teknologi asal Cina sedang berupaya mengambil alih Ubisoft.
Lobi-lobi mencuat di tengah kabar bahwa Ubisoft, pengembang seri game Assassin’s Creed, mempertimbangkan untuk menjadi perusahaan privat. Di sisi lain, Ubisoft juga mengoperasikan Epic Games Store.
Maka dari itu, penyelidikan ini menambah tekanan Tencent yang dihadapkan pada pengawasan ketat dari regulator global.
Epic Games belum memberi komentar resmi terkait perubahan di jajaran direksinya.***