Indogamers.com - Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) mengkonfirmasi platform game Roblox tengah jadi bagian dari penyelidikan aktif dan berkelanjutan.
Sayangnya, SEC tidak memberi rincian lebih lanjut terkait investigasi tersebut.
Hunterberg Media sebelumnya melaporkan pada akhir 2023 bahwa Roblox diselidiki atas dugaan "penggelembungan metrik utama" bagi investor di Wall Street, serta lemahnya pengawasan terhadap potensi predator anak di platform tersebut.
Meski begitu, SEC tidak secara eksplisit menyebut perusahaan induk Roblox, The Roblox Corporation, sebagai target operasi.
Adapun Bloomberg pada Selasa (11/2/2025) juga melaporkan, SEC menolak menjelaskan detail investigasi dengan alasan berpotensi mengganggu proses hukum yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Roblox Bikin Perubahan Kebijakan untuk Anak di Bawah Umur, Ini 5 Poin Pentingnya
Pada November 2024, Roblox Corporation menerapkan pedoman keamanan baru bagi anak-anak di platformnya.
Anak di bawah usia 13 tahun kini dilarang mengakses game tanpa rating di Roblox, sementara fitur sosial dan kreasi pengguna hanya dapat dipakai oleh anak berusia 13 tahun ke atas.
Kebijakan tersebut muncul setelah laporan Bloomberg mengungkap bahwa perusahaan melaporkan adanya lebih dari 13.000 kasus eksploitasi anak ke pihak berwenang pada 2023.
Selain itu, dua lusin orang ditangkap karena diduga melakukan pelecehan terhadap anak setelah berinteraksi melalui platform game tersebut.
Menanggapi laporan lama Bloomberg, saat itu The Roblox Corporation menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan aparat penegak hukum dalam memberantas aktivitas ilegal di platformnya.
Perusahaan juga menyebut bahwa laporan Bloomberg tidak mempertimbangkan skala besar gamer Roblox dalam analisis terkait eksploitasi anak.
Baca Juga: Lagi Jadi Sorotan, Kingdom Come Deliverance 2 Raih Pencapaian Fantastis Jumlah Pemain Aktif di Steam
Pada konferensi developer Roblox tahun lalu, perusahaan mengumumkan target ambisius mencapai 1 miliar pengguna aktif harian.
Jika Roblox terbukti menggelembungkan angka pengguna hariannya untuk menarik investor, perusahaan tersebut berpotensi kena sanksi berat dari SEC.***