Lucunya Ketika Analis Dota 2 Ini Mengomentari Pilpres AS 2020

null

Apa jadinya ketika seorang analis Dota 2 membawakan event sepenting pemilihan presiden (pilpres) AS? Itulah yang dilakukan oleh Alan "Nahaz" Bester, yang mengibaratkan pilpres 2020 dengan Dota 2 serta kompetisi eSports-nya. 

IDGS, Selasa, 10 November 2020 - Nahaz merupakan pendukung dari Joe Biden, dan lewat cuitan Twitter di akun pribadinya @NahazDota, ia mengibaratkan detik-detik pilpres AS 2020 seperti beberapa kejadian dalam panggung eSports Dota 2 yang sangat kocak bagi mereka yang paham akan eSports Dota 2.

Bagi kalian yang kurang paham atau belum tahu, tiga negara bagian AS yakni Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania adalah tiga negara bagian penentu dalam pilpres AS pada umumnya. Awalnya, ketiga negara bagian ini sempat terlihat seperti condong ke Donald Trump pada 3 November 2020 malam waktu setempat. Namun ketika voting mulai dihitung, keadaan berbalik arah menjadi keunggulan bagi Joe Biden pada 4 November 2020 pagi harinya.

 

Alan "Nahaz" Bester, analis Dota 2 yang mengibaratkan pilpres AS 2020 dengan berbagai kejadian di Dota 2. (Foto: StarLadder)

Di sini, Nahaz menganalogikan peristiwa tersebut sebagai teman satu tim di Dota 2 yang dicaci maki karena feeding di awal permainan, lalu pada akhirnya meng-carry tim hingga semakin dekat ke arah kemenangan di late game.

"Kita mendorong high ground (base musuh), kawan!" Kelakar Nahaz dalam cuitannya.

https://twitter.com/NahazDota/status/1324032171305242624?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1324032171305242624%7Ctwgr%5Eshare_3&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.vpesports.com%2Fdota2%2Fnews%2Fthe-hilarious-nahaz-analogies-of-the-us-presidential-election-with-dota-2

 

Comeback Joe Biden di Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania diumpamakan oleh Nahaz seperti OG ana menggunakan Spectre di The International 2018 di Vancouver, Kanada.

https://twitter.com/NahazDota/status/1324033890944716802?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1324033890944716802%7Ctwgr%5Eshare_3&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.vpesports.com%2Fdota2%2Fnews%2Fthe-hilarious-nahaz-analogies-of-the-us-presidential-election-with-dota-2

 

Kemudian ketika Joe Biden dipastikan menang di Wiscounsin dan Michigan, Nahaz menganalogikannya seperti The Radiant telah mencapai Mega Creeps alias telah unggul telak di mana seluruh barak musuh telah hancur.

https://twitter.com/NahazDota/status/1324100307832492033?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1324100307832492033%7Ctwgr%5Eshare_3&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.vpesports.com%2Fdota2%2Fnews%2Fthe-hilarious-nahaz-analogies-of-the-us-presidential-election-with-dota-2

 

Ketika pihak Donald Trump mulai menyadari mereka sudah hampir tidak punya kesempatan menang lewat jalur normal, mereka mencoba mengajukan gugatan atas kecurangan pilpres. Nahaz mengibaratkan langkah tersebut seperti rekan satu tim (tim pengacara Trump) yang memilih menghajar Roshan padahal musuh (Joe Biden) tengah menghancurkan tower 4 alias tower terakhir di base.

https://twitter.com/NahazDota/status/1324122156507238400?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1324122156507238400%7Ctwgr%5Eshare_3&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.vpesports.com%2Fdota2%2Fnews%2Fthe-hilarious-nahaz-analogies-of-the-us-presidential-election-with-dota-2

 

Ketika Donald Trump secara blak-blakan menuduh adanya kecurangan dalam pilpres AS 2020, atau setidaknya mengklaim bukan dirinya lah yang salah, Nahaz kemudian membagikan cuitan Trump itu dengan caption seperti menirukan pemain egois yang hanya bisa menyalahkan rekan setimnya.

https://twitter.com/NahazDota/status/1324128694630256644?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1324128694630256644%7Ctwgr%5Eshare_3&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.vpesports.com%2Fdota2%2Fnews%2Fthe-hilarious-nahaz-analogies-of-the-us-presidential-election-with-dota-2

 

Belum lagi Nahaz juga mengibaratkan Donald Trump seperti pemain yang memperoleh peringatan akibat banyak di-report oleh pemain-pemain lainnya dalam Dota 2.

https://twitter.com/NahazDota/status/1324364870784028674?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1324364870784028674%7Ctwgr%5Eshare_3&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.vpesports.com%2Fdota2%2Fnews%2Fthe-hilarious-nahaz-analogies-of-the-us-presidential-election-with-dota-2

 

Pada 5 November 2020, Pennsylvania di mana pada awalnya Trump memiliki keunggulan telak, mulai terpukul di mana dirinya dan Joe Biden mulai imbang mendekati hari-hari penutupan, sebelum kemudian terlihat jelas bahwa Joe Biden lah yang memenangkan Pennsylvania. Kali ini kejadian itu diibaratkan seperti critical hit dari Phantom Assassin yang terkenal sangat perih.

https://twitter.com/NahazDota/status/1324486892260413440?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1324486892260413440%7Ctwgr%5Eshare_3&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.vpesports.com%2Fdota2%2Fnews%2Fthe-hilarious-nahaz-analogies-of-the-us-presidential-election-with-dota-2

 

Ketika sudah dipastikan bahwa Joe Biden memenangkan Pennsylvania, Nahaz mengibaratkan ekspresi muka Donald Trump seperti ekspresi Xu "fy" Linsen di grand final The International 8 ketika menyadari bahwa timnya pada saat itu, PSG.LGD, hampir pasti kalah melawan OG.

https://twitter.com/NahazDota/status/1324716086558969857?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1324716086558969857%7Ctwgr%5Eshare_3&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.vpesports.com%2Fdota2%2Fnews%2Fthe-hilarious-nahaz-analogies-of-the-us-presidential-election-with-dota-2

 

Dan pada akhirnya ketika Associated Press (dan diikuti oleh media-media lain) mengumumkan bahwa Joe Biden telah melampaui syarat minimal 270 electoral vote untuk memenangkan pilpres 2020, Nahaz mengibaratkannya seperti kemenangan The Radiant.

https://twitter.com/NahazDota/status/1325115289302937601?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1325115289302937601%7Ctwgr%5Eshare_3&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.vpesports.com%2Fdota2%2Fnews%2Fthe-hilarious-nahaz-analogies-of-the-us-presidential-election-with-dota-2

 

Lelucon Nahaz bisa dibilang lucu apabila kalian paham akan Dota 2 dan kejadian-kejadian dalam eSports-nya beberapa tahun terakhir. Andai dia bukan seorang analis merangkap profesor, Nahaz bisa saja mencoba berkarir sebagai komedian!

 

(Stefanus/IDGS)

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI