Indogamers.com - Para gamer dan tech enthusiast pasti tahu bahwa modding itu seru. Tapi ada batasnya, kawan. Mencoba mengubah Chromebook, yang dirancang super ringan untuk Chrome OS—menjadi mini laptop Windows adalah salah satu tindakan yang justru membawa petaka.
Seorang reviewer veteran membagikan pengalamannya dan menjelaskan mengapa upgrade paksa ini tidak sepadan, terutama jika kamu berharap pengalaman gaming atau produktivitas yang mulus. Berikut adalah lima alasan utamanya:
1. Performa Hardware yang Jomplang (Bukan Kelas Gaming)
Kebanyakan Chromebook dijual murah karena spesifikasinya minimalis—RAM kecil, storage (eMMC) yang lambat, dan prosesor (seringkali ARM atau Intel/AMD kelas bawah) yang hanya cukup untuk browsing.
Ketika kamu memaksakan Windows yang haus sumber daya ke hardware ini, hasilnya adalah performa yang menyedihkan. Jendela butuh waktu lama untuk dibuka, proses booting terasa seperti menunggu patch game selesai, dan jangan harap bisa menjalankan game PC modern dengan lancar. Chromebook diciptakan untuk menjalankan Chrome OS yang ringan, bukan game AAA di Windows.
2. Masalah Driver yang Bikin Fitur Penting Mati Suri
Ini adalah masalah teknis terbesar. Produsen Chromebook tidak menyediakan driver Windows untuk komponen unik mereka, seperti trackpad, webcam, atau fitur khusus lainnya.
Setelah Windows terpasang, kamu akan menemukan beberapa hardware utama tidak berfungsi sama sekali. Trackpad bisa jadi hanya berfungsi dasar tanpa gestures, atau bahkan Wi-Fi bisa ngadat. Menginstal driver pihak ketiga dari komunitas modding itu berisiko, membuang-buang waktu, dan hasilnya tidak dijamin stabil.
3. Kehilangan Keunggulan Chromebook (Baterai & Keamanan)
Chromebook terkenal irit baterai dan memiliki sistem keamanan yang sangat kuat (karena Chrome OS berjalan di lingkungan yang terlindungi).
Ketika Windows dipasang, kamu langsung kehilangan kedua keunggulan ini. Windows lebih boros energi, sehingga masa pakai baterai bisa langsung terjun bebas. Selain itu, kamu juga kehilangan fitur keamanan sandbox bawaan Chrome OS, membuat perangkatmu rentan terhadap ancaman khas Windows.
4. Proses Instalasi yang Ribet (Berpotensi Brick Perangkat)
Untuk memasang Windows, kamu harus mengaktifkan Developer Mode dan mengganti firmware bawaan Chromebook (biasanya menggunakan firmware khusus seperti UEFI/Coreboot).
Proses ini melibatkan perintah terminal yang rumit, penghapusan data total (wipe out), dan risiko tinggi 'me-brick' perangkatmu—membuatnya mati total. Ini adalah proyek teknis yang hanya boleh dilakukan oleh orang yang mengerti seluk-beluk flashing BIOS.
5. Tujuan yang Salah: Mending Cloud Gaming Saja
Jika tujuanmu menginstal Windows adalah untuk menjalankan software PC atau bermain game, ada solusi yang jauh lebih baik dan aman: gunakan cloud gaming (seperti Xbox Cloud Gaming atau Nvidia GeForce Now) atau aplikasi Linux.
Baca Juga: Siap Guncang Arena, Realme C85 Pro Bocor: Baterai Monster 7.000 mAh dan Spek Kece Buat Push Rank!
Kedua opsi ini memungkinkan kamu menjalankan aplikasi atau game berat di Chromebook tanpa harus mengorbankan Chrome OS, merusak hardware, atau membatalkan garansi. Jangan ambil risiko teknis yang besar hanya untuk mencapai tujuan yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan streaming atau software virtual.***