Indogamers.com - Setelah 12 tahun mengarungi pasang surut industri game, David Haddad, Presiden Warner Bros. Interactive Entertainment, akhirnya memutuskan untuk melangkah mundur.
Kepergiannya datang di tengah gejolak yang sempat mengguncang divisi game Warner, yang beberapa tahun terakhir ini dihantam berbagai rintangan besar.
Seperti yang dilaporkan Variety, Haddad akan tetap berada di kursi kemudi selama tiga bulan ke depan, membantu transisi sambil Warner mencari penggantinya.
Baca Juga: Terbukti Langsung Cair, Ini Game Android Penghasil Saldo Dana Tercepat 2025
Presiden streaming dan game global Warner, JB Perrette, mengungkapkan bahwa Haddad memilih waktu yang dianggapnya ideal, saat jadwal rilis game sedang sepi.
“David dengan cermat memilih waktu untuk meminimalkan dampak pada proyek yang sedang berjalan,” tulis Perrette disadur dari Euro Gamer pada Jumat, 24 Januari 2025.
Namun, apa yang sebenarnya membawa Warner ke titik ini?
Beberapa kegagalan besar mewarnai perjalanan mereka, termasuk bencana Suicide Squad: Kill the Justice League, yang menyebabkan kerugian hingga Rp3 triliun, serta MultiVersus yang gagal memikat pemain meskipun mengalami downtime panjang untuk perbaikan.
Baca Juga: Kenapa Roblox Layar Hitam? Ini Penyebab dan 5 Cara Mengatasinya
Bahkan, keberhasilan finansial besar seperti Hogwarts Legacy pun tak cukup untuk menutupi kekecewaan dari proyek lainnya seperti Harry Potter: Quidditch Champions.
Ke depan, Warner Bros. Games masih menggantungkan harapan pada Wonder Woman, game dunia terbuka besutan Monolith Productions.
Namun, banyak pertanyaan mengintai, terutama terkait ambisi CEO David Zaslav untuk membawa waralaba mereka ke arah game layanan langsung yang "selalu aktif."
Baca Juga: Kolaborasi Pokemon dan PSSI, Pikachu Siap Hadir di Berbagai Event Sepak Bola
Akhir era Haddad mungkin jadi awal baru. Tapi, bisakah Warner bangkit dari abu kegagalannya? Waktu yang akan menjawab.***