Indogamers.com - Simson Nababan selaku Manajer PSS Esports mengakui kalau timnya masih amatir di kancah e-sports nasional.
"Ada kontrak pemain per tiga bulan. Kalau kontrak 1 tahun, itu harus mengacu pada Undang-Undang Ketenagakerjaan, misal kasih tunjangan dan lain-lain," kata Simson, Senin, 5 Februari 2024.
"Nilai kontrak beda-beda, apakah by event atau per bulan, itu tergantung. Kita pernah bayar paling kecil sekitar Rp1 juta per bulan," lanjut Simson, disusul pernyataan "Walau sudah kontrak, tapi kontrak amatir."
Baca Juga: Mengulik Cikal Bakal Komunitas Gamer di Jogjakarta yang Lahir dari Lab Kampus
Soal kenapa masih amatir, menurut Simson iklim Jogja belum terlalu mendukung tim e-sports profesional.
Jogja belum ada fasilitas penunjang seperti gamming house atau mess pemain.
"Di Jogja agak susah, belum ada gamming house, sejenis stadion kalau di sepak bola, di dalamnya ada giant screen dll. Jakarta, kan ada Liga Game, Studio MNC," lanjut Simson.
Menurutnya, sebuah klub baru bisa disebut semi profesional kalau sudah masuk Liga 3 Nasional, kompetisi e-sports strata ketiga di Indonesia.
Status tim e-sports di Indonesia diatur dalam Peraturan Pengurus Besar E-sports Indonesia nomor: 034/PB-ESI/B/VI/2021.
Pada Pasal 6 ayat 5 dijelaskan, Tim Esports Amatir adalah Tim Esports yang telah mengikuti Liga Esports, Turnamen Esports, dan/atau acara multiolahraga (multi-sports event), serta belum memenuhi syarat untuk menjadi Tim Esports profesional.
Baca Juga: CEO Indonesian Football e-League Akui Game Sepak Bola Masih Minim Apresiasi