Indogamers.com- Mobile Legends menjadi salah satu game paling populer di Indonesia. Dengan grafis menarik dan gameplay kompetitif, game ini digemari oleh berbagai usia, termasuk anak-anak dan remaja.
Namun, di balik popularitasnya, game ini menyimpan sejumlah pengaruh negatif yang mulai menjadi sorotan para ahli, orang tua, dan lembaga perlindungan anak.
Baca Juga: Waspada, Ini Masalah Kesehatan yang Kerap Dialami Anak yang Hobi Ngegame
Apa saja?
1. Verbal Abuse dan toxicity
Mobile Legends memiliki sistem komunikasi langsung dalam permainan, seperti chat tim dan voice chat, yang kerap menjadi ladang verbal abuse.
Pemain yang dianggap bermain buruk sering menjadi sasaran: kata-kata kasar, cemoohan, dan intimidasi.
Studi oleh KPAI dan Psikolog Anak menyebutkan, anak yang sering terpapar kekerasan verbal dapat mengalami: penurunan rasa percaya diri, gangguan emosional, dan perilaku agresif yang ditiru dalam kehidupan nyata;
2. Streamer dan konten kreator membawa nilai buruk
Anak-anak yang mengidolakan streamer Mobile Legends kerap tidak sadar bahwa banyak dari mereka menggunakan bahasa kasar saat bermain. Konten yang ditampilkan sering menormalisasi kemarahan dan perundungan.
Narasi “yang lemah harus dimaki” tersebar luas. Beberapa streamer bahkan menjadikan rage moment atau toxic play sebagai konten hiburan. Anak yang menonton akan menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar atau bahkan keren.
3. Pola tidur terganggu sampai malas belajar
Mobile Legends adalah game kompetitif dengan sistem rank, season, dan event harian, yang memaksa pemain untuk terus aktif agar tidak tertinggal.
Dampaknya pada anak: pola tidur terganggu, malas belajar atau melakukan aktivitas fisik, sulit fokus karena otak terus memikirkan game.
Menurut data dari WHO, paparan game yang berlebihan pada anak bisa menimbulkan gangguan mental yang disebut Gaming Disorder.
4. Menarik diri dari lingkungan sosial
Anak yang kecanduan Mobile Legends cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Lebih memilih interaksi virtual daripada interaksi nyata. Sulit membentuk empati karena sering menyaksikan atau mengalami kekerasan verbal.
Baca Juga: Cara Memindahkan Data Mobile Legends ke Kartu SD
5. Kurangnya Kontrol dan Edukasi Digital
Banyak orang tua belum memahami sistem dan dunia di balik game ini. Mereka jadi kurang memberikan kontrol dan edukasi kepada anaknya.
Alhasil, anak jadi rentan rentan terpapar dampak negatif tanpa filter. Meniru omongan gamers yang terbiasa kasar dan agresif.
Meski Mobile Legends bisa mengasah strategi dan kerja sama tim, tetapi tanpa pendampingan orang tua, edukasi digital, dan pengawasan waktu bermain, game ini bisa memberi pengaruh buruk terutama pada usia rentan.
Perlu kolaborasi antara orang tua, sekolah, dan pembuat kebijakan untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan mendidik bagi anak-anak.***