Indogamers.com - Serial anime yang diadaptasi dari gim Cyberpunk 2077 itu mendapat rating tinggi di MyAnimeList dan Rotten Tomatoes, bahkan sampai mendulang pujian setinggi langit dari kreator gim kenamaan Hideo Kojima.
Namun rupanya proses adaptasi Cyberpunk 2077 ke anime tidak berjalan mulus. CD Projekt Red (CDPR) selaku pemilik IP Cyberpunk 2077 sekaligus produser dari serial anime Cyberpunk 2077 sempat mengalami konflik dengan Studio Trigger yang mengerjakan anime tersebut mengenai karakter Rebecca.
CDPR awalnya menolak draft karakter Rebecca dari Studio Trigger karena khawatir akan tanggapan negatif dari penonton. Kekhawatiran itu karena Rebecca sebagai seorang wanita muda dengan tubuh mungil dianggap merepresentasikan karakter "loli" yang dirasa tidak sesuai dengan nuansa kebebasan dan kriminalitas di Night City.
Baca Juga: Review Cyberpunk Anime, Cyberpunk: Edgerunners yang Disebut Selamatkan Game Cyberpunk 2077
Namun Studio Trigger tetap bersikukuh bahwa Rebecca harus dimasukkan ke dalam anime Cyberpubk Edgerunners. Untungnya CDPR memberi restu, karena Rebecca kini menjadi "best girl" dari para penggemar anime tersebut, bersaing ketat dengan Lucy sebagai karakter wanita utama.
Konflik antara CDPR dengan Studio Trigger itu terungkap dalam wawancara bersama salah satu anggota tim kreatif CDPR yang terlibat dalam pengembangan Cyberpunk: Edgerunenrs.
"Rebecca adalah gadis terbaik (dalam Cyberpunk: Edgerunners). Namun saya merasa sedikit bersalah karena saya adalah salah satu orang dari tim kreatif yang setuju untuk menghilangkan Rebecca dari cast awal dalam tahap pra-produksi," katanya.
Baca Juga: Profil dan Fakta Menarik MiawAug, Streamer Game Idola Para Bocil
Ia lalu menceritakan bagaimana CDPR sempat menolak draft karakter Rebecca dari Studio Trigger.
"Rebecca adalah seorang loli. Tidak ada Loli di Night City. Dia tidak terlihat seperti karakter dalam Cyberpunk 2077," kata anggota tim kreatif CDPR tersebut.
Namun balasan dari Studio Trigger akan keraguan CDPR sangat singkat namun jelas: "No, the loli must stay" (Tidak, Loli ini harus bertahan).
Untungnya CDPR memberi restu, karena Rebecca kini menjadi "best girl" dari para penggemar anime tersebut, bersaing ketat dengan Lucy sebagai karakter wanita utama.
Baca Juga: Manchester United FC Perpanjang Kemitraan dengan Konami, eFootball Gelar Event Spesial
Tentunya Studio Trigger juga tidak ingin adanya kontroversi seputar Rebbeca. Sejak awal dimulainya Cyberpunk: Edgerunners, sudah dijelaskan dengan gamblang bahwa Rebecca meski berbadan kecil, bukanlah seorang anak kecil.
Dia juga tidak memiliki suara imut seperti loli pada umumnya, serta tidak mendapat adegan sensual maupun romantis dalam animenya.
Berkat gaya bicara Rebecca yang apa adanya serta kepribadian yang supel namun eksplosif jika ia marah membuat Rebecca disukai para penikmat Cyberpunk: Edgerunners.
Kesukesan Cyberpunk: Edgerunners membawa dampak positif bagi gim Cyberpunk 2077 yang penjualannya langsung naik usai adaptasi animenya dirilis hingga menjadi salah satu gim top-selling di platform Steam.***