Indogamers.com - Pemilik TikTok, ByteDancel, mengumumkan rencananya untuk melakukan pemangkasan jumlah karyawan atau PHK sebagai bagian dari restrukturisasi bisnis game mereka yang signifikan. Keputusan ini diprediksi akan memengaruhi nasib ratusan karyawan.
Dalam pernyataannya yang dilansir oleh BBC pada Selasa,(28/11/2023), juru bicara ByteDance menyebut bahwa perusahaan secara berkala mengevaluasi aspek bisnisnya dan telah mengambil keputusan sulit untuk merestrukturisasi bisnis game.
Meskipun terjadi pemangkasan bisnis, game dengan jumlah pemain aktif seperti Crystal of Atlan dan Earth: Revival akan tetap berlanjut.
Namun, game yang masih dalam tahap pengembangan akan dihentikan pada bulan Desember mendatang. Sebelumnya, ByteDance juga dilaporkan berencana untuk menjual perusahaan pengembang Mobile Legends: Bang Bang, yaitu Moonton Technology.
Sumber menyatakan bahwa ByteDance telah melakukan pertemuan dengan beberapa calon pembeli, salah satunya diduga berasal dari Arab Saudi.
Baca Juga: Bocoran Produk Terbaru Samsung Glasses, Benarkah Kacamata AR Canggih?
Industri permainan video global pada tahun lalu mencapai nilai sebesar USD 217 miliar, menurut riset pasar dan perusahaan konsultan Grand View Research. Pendirian divisi game Nuverse oleh ByteDance pada tahun 2019 dianggap sebagai langkah besar ke arah sektor yang pernah berkembang pesat ini.
Pada tahun 2021, perusahaan mengukuhkan statusnya sebagai salah satu dari enam unit bisnis yang menjalani restrukturisasi struktural yang lebih luas.
Baca Juga: Spesifikasi dan Fitur Unggulan Huawei Watch Fit SE, Jam Tangan Pintar yang Miliki Mode Esports
Nuverse, untuk meningkatkan kemampuan produksinya, melakukan akuisisi terhadap studio eksternal seperti C4games. Namun, kinerja Nuverse tidak merata dan tak ada satu pun game yang menjadi tren komersial.
ByteDance, yang didirikan pada tahun 2012, menciptakan aplikasi TikTok yang sangat populer secara global dengan perkiraan memiliki 1,1 miliar pengguna aktif setiap bulannya.
Popularitas yang luar biasa membuatnya menjadi sorotan pemerintah di berbagai negara, termasuk AS dan China.
Di masa pemerintahan Presiden AS Donald Trump, ByteDance kerap kali diserang, dengan TikTok dituduh sebagai ancaman terhadap keamanan nasional AS.
Kekhawatiran politisi dan pejabat terkait data pribadi pengguna yang mungkin diserahkan kepada pemerintah China pun menjadi topik utama.
Meskipun TikTok membantah tuduhan berbagi data pengguna, CEO-nya, Shou Zi Chew, harus menjalani berjam-jam pertanyaan dalam sidang kongres AS pada bulan Maret. Tekanan terus meningkat pada ByteDance untuk memisahkan sahamnya di TikTok atau menghadapi risiko larangan.