Apa Itu Mikrotransaksi dalam Game yang Bikin Epic Games Kena Denda di Belanda

Mikrotransaksi di game Fortnite. (Sumber: Reset Era)

Indogamers.com - Epic Games baru saja kena denda Rp19 miliar di Belanda akibat kebijakan mikrotransaksi mereka di game Fortnite.

Developer sekaligus penerbit game tersebut dianggap melanggar aturan perlindungan konsumen, khususnya terhadap anak-anak.

Sebenarnya, apa itu mikrotransaksi dalam game dan mengapa banyak pelaku game menggunakan skema ini?

Merujuk penjelasan Intelliegt Economis, mikrotransaksi dalam game mengacu pada pembelian kecil di dalam aplikasi agar gamer bisa membuka fitur khusus, konten karakter atau konten eksklusif.

Mikrotransaksi dalam game semakin populer seiring maraknya game online dan mobile.

Baca Juga: Epic Games Bayar Kena Denda di Belanda, Jumlahnya Fantastis

Jenis-Jenis Mikrotransaksi dalam Game

Salah satu kantor Epic Games. (Sumber: New York Post)

1. Mata Uang dalam Game

Game menggunakan mata uang virtual yang bisa ditukar oleh pemain dengan item atau fitur tertentu.

Ini membuat nilai sebenarnya dari apa yang dibeli pemain menjadi kurang jelas, sekaligus mendorong gamer jadi lebih boros.

2. Loot Boxes atau Pembelian Peluang Acak

Pemain membeli kotak misteri yang berisi item acak. Sensasi dan harapan mendapat item langka atau berharga membuat banyak pemain terus melakukan pembelian ini.

3. Item dalam Game

Item virtual seperti kostum, senjata, atau alat khusus dapat dibeli untuk memperkuat karakter atau meningkatkan pengalaman bermain.

Contohnya yakni pembelian hewan dalam game World of Warcraft.

4. Kedaluwarsa atau Waktu Terbatas

Beberapa game mendorong pemain untuk membeli waktu tambahan atau kehidupan tambahan agar bisa terus bermain. Ini mirip dengan mesin arcade yang meminta koin tambahan untuk melanjutkan permainan.

Baca Juga: Sejarah Perjalanan Counter-Strike, Game FPS yang Digilai Jutaan Penggemar di Dunia

Kontroversi Mikrotransaksi

Mikrotransaksi di game Fortnite. (Sumber: Reset Era)

Mikrotransaksi populer di game mobile dan freemium. Selain Fortnite yang baru-baru ini ramai di Belanda, kontroversi lain pernah datang dari Star Wars Battlefront II milik EA.

Dalam game tersebut, pemain dipaksa menghabiskan uang ekstra agar bisa membuka karakter favorit.

Meski EA akhirnya menghapus pembelian dalam game tersebut, model bisnis ini tetap menjadi sorotan.

Banyak perusahaan game menghasilkan miliaran dolar dari model bisnis macam ini, menunjukkan betapa menguntungkannya mikrotransaksi in game.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI