Indogamers.com - Selama beberapa pekan terakhir, kasus ransomware yang berhasil membobol Pusat Data Nasional (PDN) ramai dibicarakan publik. Masalah ini pun membuat publik hilang kepercayaan kepada pemerintah terutama Kominfo yang dituntut bertanggung jawab.
Pasalnya, keamanan data nasional yang seharusnya bisa sangat aman malah begitu mudah dibobol para peretas.
Berkaitan dengan hal ini, berikut adalah beberapa fakta di balik kasus ransomware yang sukses membobol PDN. Benarkah saat ini belum bisa dipulihkan? Keep reading guys!
Baca Juga: Skin Gratis Bruce Lee untuk Honor of Kings, Siap Rilis Juli 2024
1. Bobol PDNS Surabaya
Menurut Kominfo, Pusat Data Nasional tidak terkena dampak masalah tersebut. Akan tetapi, peretas menyerang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang berada di Surabaya. Sedangkan untuk Pusat Data Nasional (PDN) yang saat ini tengah dibangun di Cikarang, Jawa Barat diklaim aman.
"Tidak ada dampak. PDN terus berjalan pembangunannya, karena ini kan PDNS. Tapi ini jadi pelajaran buat kita, kita akan evaluasi security system dan segala macamnya," kata Wakil Menkominfo Nezar.
Baca Juga: 4 Tim Free Fire Indonesia yang Bertanding di Esports World Cup 2024, Siapa Saja?
2. Minta tebusan $8 juta
Seperti peretas pada umumnya, mereka biasanya akan meminta tebusan berupa uang apabila korban ingin datanya aman, tidak dihapus, dan tidak disebarkan.
Diketahui, kelompok peretas PDN ini meminta pemerintah membayar tebusan sebesar $8 juta dolar AS atau sekitar Rp131 miliar. Akan tetapi, pemerintah menegaskan tidak akan membayar tebusan tersebut.
Baca Juga: Daftar Lengkap Hero dan Role Honor of Kings, Samakah dengan Mobile Legends?
3. Berdampak buruk
Imbas penyerangan siber yang terjadi sejak 17 Juni 2024 ini menyebabkan gangguan sistem di berbagai kementerian. Misalnya pada 20 Juni 2024, layanan imigrasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi kacau.
Sebab, sistem pengecekan imigrasi terganggu yang menjadikan penumpang yang baru datang dari luar negeri harus terjebak dalam antrian panjang.
Baca Juga: Kronologi PDN Kena Ransomware hingga Menkominfo Didesak Mundur
4. Peretas akan berikan sandi
Kekinian, peretas yang mengatas namakan Brain Cipher berniat akan memberikan sandi kepada pemerintah yang bisa digunakan untuk membuka data-data penting.
Bahkan, pemberian itu akan disampaikan secara cuma-cuma. Hal ini sebagaimana pernyataan Brain Cipher yang diunggah ulang oleh perusahaan intelijen siber yang berbasis di Singapura, Stealth Mole melalui Twitter.
Baca Juga: Daftar Tim yang Lolos ke Playoff VCT Pacific Stage 2 2024, Ada RRQ Valorant?
5. Peretas minta terima kasih
Brain Cipher yang dianggap sebagai biang keladi pembobolan data nasional mengklaim tidak memiliki motif politik apapun. Sampai kemudian, kelompok ini mendesak agar pemerintah menyampaikan rasa terima kasih kepada mereka.
"Kami juga meminta pernyataan terima kasih secara terbuka dan penegasan bahwa kami mengambil kebijakan ini secara sadar dan independen. Jika perwakilan pemerintah menganggap terima kasih ke peretas adalah hal yang salah. Anda bisa melakukannya secara tertutup di kantor," begitu kata Brain Cipher yang diunggah ulang Stealth Mole.
Baca Juga: Spesifikasi Honor 200 Pro, HP Resmi Piala Dunia Esports 2024
Demikian beberapa fakta di balik jebolnya keamanan Pusat Data Nasional yang membuat geger negara.***