Indogamers.com - Setelah menjadi salah satu produk Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) paling terkenal dan digadang-gadang menjadi pesaing berat ChatGPT dari OpenAI, DeepSeek, Open AI dari China ini mendapat begitu banyak sorotan.
Chatbot kecerdasan buatan DeepSeek ini menjadi perbincangan hangat di dunia internet bahkan di Apple Store, DeepSeek telah menduduki puncak tangga unduhan.
Hal ini tentu saja menjadi sesuatu yang menggemparkan di dunia AI dan banyak yang bertanya-tanya siapakah sosok di balik DeepSeek, dan bagaimana cara DeepSeek ini bisa berkembang dan menyaingi ChatGPT.
Pendiri DeepSeek
Chatbot terbaik asal China, DeepSeek ternyata didirikan oleh seorang yang bernama Liang Wenfeng, yang memiliki visi besar dalam pengembangan AI berbasis bahasa.
Dengan pengalaman mendalam di dunia teknologi dan algoritma, Wenfeng berhasil membawa DeepSeek menjadi salah satu pemain utama dalam persaingan global AI.
Baca Juga: 5 Fakta Penting Kebangkitan Industri Game China, Rekor 1400 Game Sepanjang 2024
Dikutip dari Entrepreneur, Liang Wenfeng ini lahir pada tahun 1985 di Zhianjinag, Provinsi Guangdong, China. Sejak kecil, Liang Wenfeng ini telah menunjukkan minat besar pada teknologi dan matematika, dua bidang yang kelak menjadi fondasi kesuksesannya.
Ia lahir dari keluarga sederhana, dengan Ayah yang hanya berprofesi sebagai guru sekolah dasar. Liang Wenfeng ini merupakan lulusan Sarjana dan pascasarjana dari Universitas Zhejiang, salah satu universitas tertua dan berperingkat terbaik di China.
Mengutip dari berbagai sumber, di tahun 2015, Liang bersama dengan dua temannya dari Universitas Zhejiang mendirikan sebuah dana lindung nilai (hedgefund) kuantitatif, High-Flyer, yang dalam situs webnya mengatakan bahwa dana tersebut "bergantung pada matematika dan AI untuk investasi kuantitatif".
Pada tahun-tahun berikutnya, dana lindung nilai tersebut tumbuh pesat di China, dan menjadi dana lindung nilai kuantitatif pertama yang mengumpulkan lebih dari 100 miliar RMB, sekitar US$15 miliar atau setara dengan Rp200,85 triliun.
Namun, pada tahun 2021, jumlahnya mengalami penurunan sekitar US$8 miliar tetapi High-Flyer tetap menjadi salah satu dana lindung nilai kuantitatif terpenting di negara tersebut.
Berdasarkan laporan dari Financial Times, Liang juga mulai membeli ribuan prosesor grafis dari Nvidia, sebelum pemerintahan Joe Biden mulai membatasi ekspor chip AI AS ke China, dan dia kembangkan sebagai proyek sampingan.
Menurut orang-orang yang dekat dengan Liang, tidak seorang pun mengira proyek ini akan menghasilkan apa-apa karena dia sendiri menganggapnya hanya sebagai hobi.
Nah, di tahun 2023 Liang mulai membangun DeepSeek dengan tujuan untuk mengembangkan kecerdasan buatan, atau tingkat AI yang setara dengan kecerdasan pada manusia.
Liang Wenfeng sendiri yang terlibat langsung secara pribadi dalam DeepSeek dan penelitiannya. Berbicara kepada publikasi teknologi China, QBitAI, dia mengatakan bahwa ketika menyusun timnya, dia tidak mencari insinyur berpengalaman.
Namun, Liang mendekati mahasiswa PhD dari universitas-universitas top China seperti Universitas Peking dan Tsinghua dengan sangat mahal, setara dengan perusahaan teknologi lokal seperti induk perusahaan TikTok, ByteDance.
Perusahaan tersebut sempat menghadapi masalah terbesarnya pada 2022 sebelum resmi meluncur, ketika pemerintah AS mulai melarang perusahaan-perusahaan AI China mengakses chip-chip canggih seperti H100 milik Nvidia.
Namun, DeepSeek harus menemukan solusi, dan mereka berhasil. Bahkan, kini DeepSeek kini berhasil menghancurkan reli saham AS, karena pengembangan AI mutakhirnya dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan pesaing seperti OpenAI dan Google.
DeepSeek ini diciptakan oleh Liang dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan cepat dan juga memajukan batas teknologi. Liang juga telah bersumpah bahwa perusahaan tidak akan menutup sumber daya.
Dengan DeepSeek, Liang ingin mendorong China lebih maju. Dia pernah mengatakan bahwa AI China tidak dapat terus-menerus menjadi pengikut.***