Indogamers.com - Seri game Assassin’s Creed selalu menghadirkan kontroversi, dan Assassin’s Creed Shadows tidak terkecuali.
Jelang rilis pada 20 Maret 2025 mendatang, game tersebut menuai kontroversi, mulai dari representasi sejarah sampai masalah penggunaan lokasi nyata.
Berikut enam kontroversi utama jelang rilis game Assassin’s Creed Shadows.

1. Penghancuran Kuil Itate Hyozu
Salah satu kontroversi terbesar datang dari Kuil Itate Hyozu di Prefektur Hyogo, Jepang.
Beredar video pemain menghancurkan bagian dalam kuil sampai dapat respons keras dari pengelolanya.
Media lokal Sankei News mengabarkan, pihak kuil tidak pernah diajak berkonsultasi oleh Ubisoft, dan jika diminta izin, mereka akan menolak.
2. Tidak Ada Konsultasi dengan Pihak Berwenang Jepang
Berbeda dengan game yang menggunakan elemen sejarah nyata lainnya, pihak Ubisoft disebut tidak berkonsultasi dengan pihak berwenang di Jepang sebelum memasukkan kuil ke dalam game.
Seorang pejabat kuil mengatakan kepada Automaton bahwa mereka “akan menolak” jika dimintai izin terlebih dahulu.
Baca Juga: Art Book Assassin’s Creed Shadows Bocor di Situs Anime Dewasa, Ini 5 Fakta Mengejutkannya

3. Reaksi Berbeda di Game Sebelumnya
Franchise Assassin’s Creed bukan pertama kali menampilkan tempat ibadah dalam konteks kontroversial. Sebelumnya, pemain bisa:
Menyerang gereja di Assassin’s Creed Valhalla;
Membunuh target di bilik pengakuan dosa di Assassin’s Creed Unity;
Memukul Paus dalam Assassin’s Creed 2
Namun, kritik terhadap game Assassin’s Creed Shadows lebih besar.
4. Samurai Kulit Hitam di Jepang
Ubisoft memperkenalkan Yasuke sebagai salah satu karakter utama di game Assassin’s Creed Shadows, memicu debat tentang akurasi sejarah.
Beberapa pihak mempertanyakan kehadiran samurai kulit hitam dalam era Sengoku.
Namun, sejarah mencatat Yasuke memang benar-benar ada, sebagaimana dikonfirmasi oleh Thomas Lockley, penulis buku “African Samurai”.
Baca Juga: 5 Fakta Karaker Yasuke di Game Assassin’s Creed Shadows, Tokoh Dihormati dalam Budaya Pop Jepang

5. Tuduhan Agenda Politik
Sebagian kritikus menuduh kalau Ubisoft memaksakan agenda politik dengan cara memasukkan Yasuke ke dalam cerita.
Namun, sejarah membuktikan, Yasuke adalah bagian dari klan Oda Nobunaga, salah satu panglima perang paling terkenal di Jepang.
Menurut National Geographic, Yasuke bukan mitos, tetapi figur samurai yang benar-benar tercatat di sejarah Jepang.
6. Potensi Boikot dari Komunitas Jepang
Beberapa kelompok di Jepang menyatakan keberatan terhadap representasi budaya dan sejarah dalam game ini.
Ada seruan boikot game Assassin’s Creed Shadows di beberapa komunitas, terutama setelah kontroversi kuil di awal tadi.
Bagaimana menurutmu? Apakah kontroversi ini cukup berdampak untuk mempengaruhi kesuksesan Assassin’s Creed Shadows?***