Indogamers.com - Nama Rex Regum Qeon (RRQ) Kazu adalah salah satu raksasa di kancah Free Fire Indonesia, sarat akan gelar lokal dan dominasi regional. Namun, setiap kali melangkah ke panggung tertinggi dunia, Free Fire World Series (FFWS) Global Finals, harapan besar penggemar selalu terbentur tembok.
Kegagalan terbaru di FFWS Global Finals 2025, di mana mereka finis di peringkat ke-4, kembali memunculkan perbincangan lama: apakah RRQ Kazu diliputi "Kutukan Runner-up" di kompetisi internasional?
Deja Vu Peringkat Kedua (dan Keempat)
Isu kutukan ini berakar kuat dari penampilan RRQ Kazu di tahun-tahun sebelumnya. Momen puncaknya terjadi pada FFWS Global Finals 2024, di mana RRQ Kazu tampil gemilang, namun harus puas menjadi Runner-up (Posisi Kedua). Mereka hanya terpaut tiga poin yang sangat krusial dari sang juara.

Anggapan ini kian diperkuat oleh hasil di FFWS 2025. Meskipun kali ini finis di Peringkat Ke-4, kekecewaan tetap mendalam. Pasalnya, RRQ Kazu memasuki Grand Final dengan modal performa luar biasa di babak Knockout Stage, bahkan sempat menjadi pemuncak klasemen. Ketika harapan Indonesia sedang tinggi-tingginya untuk memecahkan penantian gelar juara dunia, hasil akhir kembali tidak berpihak kepada RRQ Kazu.
Faktor-Faktor yang Diduga Mempengaruhi
Kegagalan berulang ini memicu diskusi mendalam mengenai apa yang kurang dari tim Raja dari Segala Raja di level dunia. Indogamers sudah merangkum dari beberapa komentar yang ada di jagat internet.
1. Konsistensi di Grand Final
RRQ Kazu sering menunjukkan performa eksplosif di babak awal turnamen, seperti di Knockout Stage 2025. Namun, transisi ke format Grand Final yang lebih intens dan sarat tekanan sering kali membuat mereka kehilangan momentum.
2. Adaptasi Meta Global
Meskipun meta Free Fire Garena tergolong seragam, gaya bermain tim dari regional lain, terutama Brasil dan Thailand, sering kali membawa kejutan taktis yang sulit diantisipasi. Tim-tim ini memiliki rotasi dan teamfight yang sangat cepat dan agresif, yang mungkin memerlukan adaptasi lebih lanjut dari tim Indonesia.
3. Tekanan Mental Pemain
Sebagai salah satu harapan Indonesia yang tersisa serta mencoba untuk mematahkan kutukan, beban mental yang dipikul para pemain RRQ Kazu sangat besar. Tekanan untuk mengakhiri puasa gelar Indonesia di FFWS bisa jadi menghambat pengambilan keputusan kritis di menit-menit akhir pertandingan Grand Final.
4. Kualitas Regional Lain yang Meningkat
Harus diakui, kualitas tim dari Thailand dan Brasil, yang secara historis mendominasi FFWS, semakin matang. Juara FFWS Global 2025, Buriram United Esports, menunjukkan dominasi yang sulit dipatahkan, menuntut tim Indonesia untuk bekerja lebih keras lagi.
Jalan ke Depan: Memecah Kutukan
Meskipun RRQ Kazu belum berhasil meraih gelar, penampilan mereka di FFWS 2025 bukanlah tanpa pencapaian. Mereka berhasil meraih satu Booyah di Grand Final dan menunjukkan clutch moment yang menjanjikan.

Tentu saja fokus yang harapannya bisa dibenahi dari RRQ Kazu antara lain:
Meningkatkan Konsistensi: Menjaga performa dari babak liga hingga Grand Final, terutama dalam hal placement dan eliminasi.
Inovasi Taktik: Menemukan blueprint permainan yang tidak hanya efektif melawan tim domestik tetapi juga mampu merusak strategi tim-tim superior dari Thailand dan Brasil.
Penguatan Mental: Mempersiapkan pemain untuk menghadapi tekanan tertinggi di panggung global tanpa mengorbankan ketenangan dalam pengambilan keputusan.
Penutup
"Kutukan Posisi Kedua" atau peringkat di bawah puncak adalah narasi yang menyakitkan bagi RRQ Kazu dan penggemar. Namun, setiap kegagalan adalah pelajaran berharga. Potensi untuk menjadi juara dunia sudah terlihat jelas. Yang dibutuhkan kini hanyalah sedikit sentuhan akhir, keberanian, dan tentu saja, keberuntungan di hari Grand Final. Para Raja harus terus berjuang untuk menobatkan diri mereka sebagai Raja Sejati di level dunia.***






















