Indogamers.com - Bermain di rumah sendiri adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ribuan suara yang meneriakkan nama tim bisa membakar semangat hingga titik tertinggi. Namun di sisi lain, harapan jutaan pasang mata bisa berubah menjadi beban yang menghimpit dada.
Fenomena inilah yang dirasakan EVOS Divine di Grand Final FFWS Global Finals 2025. Di balik gemuruh Indonesia Arena, terjadi pergolakan mental yang memengaruhi keputusan-keputusan krusial para pemain di dalam game.
Saat bicara dengan Indogamers, Coach Leem tidak menampik bahwa faktor "tuan rumah" memberikan dampak psikologis yang kompleks bagi anak asuhnya. Teriakan "EVOS ROAR" memang membakar semangat, namun ekspektasi untuk tidak mengecewakan publik sendiri hadir dengan harga mahal.
Antara Terburu-buru dan Terlalu Hati-hati
"Ekspektasi besar bisa membuat pemain mengambil keputusan yang terlalu cepat atau justru terlalu hati-hati," ujar Coach Leem. Ketidakseimbangan mental ini terlihat jelas di panggung. Ada momen di mana pemain ingin segera membuktikan diri (terlalu agresif), dan ada momen di mana mereka takut membuat kesalahan (pasif).
Pressure yang Sulit Dikelola
Kombinasi tekanan dan adrenalin ini membuat komunikasi tim—yang biasanya solid—menjadi goyah. Coach Leem menekankan bahwa manajemen emosi di bawah tekanan suporter masif adalah tantangan nyata yang harus dihadapi pemain muda mereka.
Penutup
Indonesia Arena telah menjadi saksi bisu bahwa mentalitas juara tidak hanya diukur dari skill menembak, tetapi juga ketenangan jantung saat ribuan orang menaruh harapan di pundak Anda.
Bagi EVOS Divine, pengalaman ini adalah ujian mental terberat yang harus mereka lalui. Ke depannya, kemampuan mengelola euforia penonton menjadi ketenangan taktis akan menjadi kunci jika mereka ingin kembali mengangkat piala di tanah sendiri.***



















