Indogamers.com - Dalam era digital yang semakin maju, permainan video game telah menjadi hiburan yang populer di berbagai kalangan usia.
Meski membawa dampak positif seperti melatih keterampilan strategi dan koordinasi mata-tangan, game juga memiliki dampak negatif, terutama jika dilakukan secara berlebihan tanpa seimbang dengan aktivitas lain yang merangsang otak.
Salah satu kekhawatiran yang diangkat Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kabupaten Manggarai Barat adalah potensi masalah kognitif di usia tua akibat kurangnya stimulasi otak di luar game.
Baca Juga: 10 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Beli Nintendo Switch Lite
Dampak Jangka Panjang Gaming Berlebihan
Bermain game terlalu sering tanpa variasi aktivitas dapat membatasi perkembangan otak secara holistik.
Aktivitas gaming cenderung hanya merangsang area tertentu dalam otak, seperti keterampilan reaksi cepat dan pengambilan keputusan, tetapi tidak memberikan stimulasi yang merata pada fungsi kognitif lainnya seperti memori, kreativitas, atau pemecahan masalah kompleks di dunia nyata.
Ketika otak tidak dirangsang secara beragam, risiko penurunan fungsi kognitif di usia tua meningkat, seperti:
Demensia: Kurangnya aktivitas otak yang melibatkan interaksi sosial dan pembelajaran baru dapat mempercepat proses degenerasi otak.
Masalah Memori: Fokus pada pola berulang dalam game dapat membuat kemampuan memori otak berkurang.
Penurunan Kemampuan Multitasking: Ketergantungan pada aktivitas tunggal dapat melemahkan kemampuan untuk menangani tugas yang kompleks secara bersamaan.
Baca Juga: 10 Tips Main Game Stardew Valley yang Bakal Rugi Kalau Kamu Lewatkan
Tips Mencegah Masalah Kognitif di Usia Tua
PAFI Kabupaten Manggarai Barat merekomendasikan beberapa langkah preventif untuk menjaga kesehatan kognitif di usia tua, terutama bagi para gamer:
Berolahraga Secara Teratur
Olahraga seperti jalan kaki, yoga, atau senam ringan tidak hanya menjaga kebugaran tubuh, tetapi juga meningkatkan aliran darah ke otak. Aktivitas ini mendukung regenerasi sel-sel otak dan memperkuat daya ingat.Ikut Kegiatan Sosial
Berinteraksi dengan orang lain, seperti bergabung dalam komunitas atau mengikuti kegiatan sosial, membantu merangsang otak melalui diskusi, pengalaman baru, dan kerja sama.Variasikan Aktivitas Mental
Selain bermain game, cobalah aktivitas lain seperti membaca buku, memecahkan teka-teki, belajar bahasa baru, atau mencoba hobi kreatif seperti melukis atau bermain alat musik.Batasi Waktu Bermain Game
PAFI menyarankan agar durasi bermain game dibatasi tidak lebih dari 2 jam per hari. Ini memberikan ruang untuk aktivitas lain yang lebih bervariasi.Konsumsi Nutrisi yang Mendukung Kesehatan Otak
Pastikan pola makan mencakup makanan kaya omega-3 (seperti ikan salmon), vitamin B, antioksidan (seperti buah beri), dan kurangi konsumsi gula berlebih. Suplemen tertentu juga dapat membantu, tetapi konsultasikan terlebih dahulu dengan ahli farmasi.Lakukan Latihan Otak
Beberapa aplikasi atau permainan edukatif dirancang untuk melatih berbagai fungsi otak, termasuk memori, logika, dan konsentrasi. Gunakan ini sebagai alternatif dari permainan konvensional.Pola Tidur yang Teratur
Tidur cukup dan berkualitas membantu otak untuk meregenerasi dan mengolah informasi baru, sehingga fungsi kognitif tetap optimal.
Baca Juga: 10 Tips Kecil yang Penting Banget di Game Stardew Valley
Kesimpulan
Meskipun game dapat menjadi hiburan yang menyenangkan dan bermanfaat dalam beberapa aspek, penting bagi gamer untuk mengimbanginya dengan aktivitas lain yang merangsang otak secara menyeluruh.
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kabupaten Manggarai Barat (https://pafimanggaraibaratkab.org/) menekankan bahwa pencegahan masalah kognitif di usia tua memerlukan gaya hidup yang seimbang dan perhatian terhadap kesehatan otak sejak dini.
Dengan mengadopsi langkah-langkah preventif ini, para gamer dapat tetap menikmati hobi mereka tanpa mengorbankan kesehatan otak di masa mendatang. Ingatlah bahwa menjaga kesehatan kognitif adalah investasi untuk kualitas hidup yang lebih baik di usia tua.***