Indogamers.com - Pameran game Electronic Entertainment Expo atau yang lebih dikenal dengan event E3, mengumumkan resmi berhenti setelah berjalan selama lebih dari 20 tahun.
Debut pertama kali tahun 1995, pameran game E3 yang ditunggu-tunggu penggemar selalu meraih kesuksesan besar.
Namun layaknya sebuah perjalanan, acara yang diselenggarakan oleh Entertainment Software Association (ESA) tersebut memiliki sisi lain yang menimbulkan pro dan kontra. Nah, di bawah ini Indogamers.com telah merangkum sejumlah kontroversi pameran game E3 yang diolah dari berbagai sumber.
Baca Juga: Kontemplasi 2023 di Kampanye Joy in Us, Vivo Ingin Kamu Lebih Akrab dengan Keluarga
1. Tidak diikuti PlayStation tahun 2019
Sony Interactive Entertainment resmi menyatakan bahwa PlayStation tidak akan berpartisipasi dalam E3 2019 sebagaimana dilansir Variety. Keputusan ini menjadi kali pertama dalam 24 tahun sejarah E3 di mana salah satu raksasa dalam industri video game tidak berpartisipasi.
"Seiring dengan berevolusinya industri (game), Sony Interactive Entertainment ingin terus mencari kesempatan inventif untuk berinteraksi dengan komunitasnya. Para penggemar PlayStation adalah segalanya bagi kami, dan kami selalu ingin untuk berinovasi, berpikir berbeda serta bereksperimen dengan cara-cara baru untuk menghibur para gamer. Maka dari itu, kami telah memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam E3 2019. Kami tengah mengeksplorasi cara-cara baru maupun familiar untuk berinteraksi dengan komunitas kami dan tak sabar untuk menceritakannya dengan kalian," kata Sony dikutip Indogamers.com pada Rabu, 13 Desember 2023.
Baca Juga: Diunggulkan Dalam Kampanye Akhir Tahun, Apa Hebatnya Vivo V29 dan V29e?
2. E3 2020 dibatalkan
Pada tahun 2020, event E3 2020 dibatalkan akibat pandemi COVID-19 yang melanda dunia. Akibatnya, perusahaan seperti Xbox mengubah strateginya dengan menciptakan event-event digital untuk memamerkan konsol terbarunya, Xbox Series X.
3. E3 2022 tidak digelar
Gara-gara pandemi lagi, setelah sebelumnya membatalkan event offline karena kekhawatiran ancaman kesehatan, Entertainment Software Association (ESA) juga menginformasikan kepada para rekan kerjasamanya bahwa event versi digital tahun 2022 juga ditiadakan pada tahun ini.
Awalnya, ESA ingin menggelar event E3 2022 secara offline, namun rencana ini kemudian dibatalkan pada Januari 2022 karena pandemi COVID-19 dinilai masih mengancam. Ketika itu, ESA berjanji akan mengadakan E3 pada 2023 dengan "pertunjukan yang lebih menyegarkan".
Baca Juga: Top 5 Hero Mobile Legends Paling Sering di-Pick di M5
4. E3 2023 kembali gagal
Tahun ini, ReedPop dan Entertainment Software Association mengulangi pengumuman menyedihkannya dengan memastikan bahwa acara digital maupun fisik E3 2023 dibatalkan.
ReedPop dan ESA mengatakan bakal mengevaluasi ulang masa depan salah satu pameran industri video game terbesar di dunia tersebut.
Kyle Marsden-Kish, Global VP of Gaming ReedPop dalam pernyataan pers mengatakan, ini keputusan yang sulit mengingat semua usaha kami dan partner lakukan untuk mewujudkan acara ini (E3), namun kami harus melakukan apa yang tepat untuk industri (video gim) dan E3.
Baca Juga: Mantan Orang Dalam Studio Fntastic Ungkap Konflik di Balik Gagalnya The Day Before
5. Berpisah dengan ReedPop
ReedPop yang merupakan EO E3 2023 memutuskan kerja sama mereka dengan ESA setelah kegagalan E3 2023.
Pembatalan E3 2023 sendiri, diterpa oleh gelombang ombak ketidakikutsertaan beberapa nama besar mulai dari Sony, Nintendo, Microsoft, Ubisoft, Sega, Tencent, dan Devolver.
Baca Juga: Profil dan Biodata ONIC Sanz, Midlaner Tim Landak Kuning yang Memukau di M5 World Championship 2023
6. Pameran game E3 resmi bubar
Terbaru, E3 yang mengalami berbagai macam ujian selama beberapa tahun terakhir menyatakan berhenti dan tidak akan digelar lagi.
Demikian rangkuman tentang kontroversi pameran game E3 yang tahun ini resmi berakhir setelah berjalan hampir 30 tahun.***