Indogamers.com - Perjuangan para pegiat komunitas esports Universitas Gadjah Mada (UGM) berbuah manis.
Berembrio sejak 2018, butuh waktu sekira 5 tahun sebelum akhirnya UGM Esports diakui resmi sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) oleh Direktorat Kemahasiswaan UGM.
Bagaimana sebenarnya lika-liku perjalanan UGM Esports? Jalan terjal macam apa yang sekarang masih jadi tantangan?
Untuk mendapat gambaran, Indogamers mengobrol bersama Yohana Kayanaveda, Ketua UGM Esports, di Auditorium FMIPA UGM pada Minggu (25/2/2024).
Lika-liku Jalan Komunitas UGM Esports 2018-2022
"Jadi, sebenarnya UGM Esports sudah ada dari Oktober 2018, dulu bentuknya masih komunitas, sudah ada struktur organisasi," kata Hana, membuka percakapan topik ini.
"Waktu itu ada undangan dari IESPA buat ikut Indonesian Esports League, syaratnya harus sudah dalam bentuk klub atau komunitas," lanjut mahasiswi asal Surabaya tersebut.
Merujuk pada keterangan di akun resmi Instagram UGM Esports, ketika itu sosok Abyzan Syahadin Bagja Dahana sebagai ketua lantas mengabarkan ke ketua umum dan pembina Komunitas Mahasiswa TIK (KOMATIK), salah satu organisasi resmi di UGM.
Selepas melalui musyawarah bersama KOMATIK, Hana bilang, "Akhirnya UGM Esports jadi divisi baru di KOMATIK pada 2019."
Tak butuh waktu lama, para atlet esports UGM langsung unjuk gigi di tengah masa pandemi.
Di antaranya, mereka menjadi Juara 1 ajang Indonesia Esports League (IEL) University Super Series cabang Dota 2 pada 2020.
Masih ada sejumlah prestasi lain: Juara 3 cabang Mobile Legends: Bang-Bang final ajang PVP Esports Campus Community Championships Indonesia 2020 dan Juara 3 di kompetisi Liga Mahasiswa atau LIMA CJYC.
Baca Juga: Menilik Pentingnya Kebugaran Atlet Esports di Lapangan yang Luput dari Perhatian
Hana bilang, pada 2021 komunitasnya sempat mengajukan UGM Esports untuk jadi UKM, tapi belum bisa karena usia komunitas itu belum genap 3 tahun.
"Jadi, di sini itu bisa jadi UKM minimal kalau sudah jadi komunitas selama 3 tahun," kata eks atlet esports Valorant tersebut.
Adapun menurut Hana, syarat tadi dipakai untuk memantau, apakah sebagai calon UKM, "Komunitas punya prospek atau tidak di masa depan, istilahnya pembuktian, harus ada prestasinya."
"Nah, baru akhir tahun 2022 kemarin, kita mengajukan semacam proposal buat jadi UKM. Baru audiensi pada 2022," terang Hana.
Proses tersebut berbuah manis, sampai, "Akhirnya 18 Januari 2023 resmi jadi UKM dan masuk Gelanggang yang membawahi UKM-UKM di UGM, dikasih sekre sendiri," kata Hana.
Baca Juga: Kilas Balik Debat Esports Termasuk Olahraga atau Bukan yang Pernah Jadi Polemik
Tantangan UGM Esports sebagai UKM Baru
Hana juga memaparkan sejumlah tantangan yang dihadapi oleh UGM Esports sebagai UKM baru di kampus tersebut.
"Pengalaman tahun kemarin, tantangannya di birokrasi. Tadinya, kan komunitas, apa-apa bisa pc (personal chat), sekarang kita ada alurnya, harus mengajukan ke Ditmawa, buat LPJ," terang dia.
Sosok asal Surabaya tersebut juga bilang, UGM Esports diminta membuat kurikulum.
"Jadi ada capaian pembelajaran, kayak mata kuliah, terus harus bikin AD/ART juga, nanti dipresentasikan waktu audiensi sama Direktorat Kemahasiswaan."
Selain beberapa hal tadi, Hana menyebut "tantangan paling berat yakni bikin sistem di organisasi dan mengatur flow kerjanya."
Tantangan paling berat yakni bikin sistem di organisasi dan mengatur flow kerjanya - Yohana Kayanaveda, Ketua UGM Esports, soal tantangan UKM baru
Baca Juga: Serba-serbi Sistem Kontrak Atlet Esports di Jogja dan Fasilitas Penunjang yang Belum Ideal
Fasilitas UGM Esports sebagai UKM Baru
Sejak resmi jadi salah satu UKM di "Kampus Kerakyatan", UGM Esports memperoleh sejumlah fasilitas, termasuk studio di Stadion Pancasila yang kini mereka jadikan sebagai sekretariat.
"Di studionya ada 3 PC, punya anak-anak ditaruh di situ. Kalau misal ada atlet butuh PC dan mereka biasanya kan ke warnet, nah, kita suruh main di situ saja (sekre)," terang Hana.
Ketua UGM Esports tersebut juga bilang, PC bisa pula dipakai untuk konsol, tetapi pakai emulator.
"Kita juga dikasih IP khusus buat main game. Soalnya, internet UGM kan sebenarnya tidak bisa buat main game, jadi dibukain akses dan diberi kabel LAN juga, lebih kencang, sangat kencang, bisa sampai 100 Mbps," lanjut Hana.
Terpenting, kini UGM Esports juga sudah bisa meminta dana dari kampus untuk operasional UKM.
"Rencana Anggaran Belanja (RAB), kira-kira belasan juta," ungkap Hanna.
Berbekal fasilitas-fasilitas tadi, UGM Esports sekarang bisa beroperasi dan jadi ladang belajar mahasiswa, khususnya peminat dunia esports.