5 Fakta CEO Microsoft Disorot karena Dapat Bonus Rp1 Triliun Saat Ada 2.500 PHK

CEO Microsoft Satya Nadella. (Sumber: Forbes)

Indogamers.com - Microsoft sedang disorot karena sepanjang tahun 2024 melakukan ribuan PHK divisi game, sementara di sisi lain CEO Satya Nadella baru saja dapat bonus fantastis.

Berikut lima fakta penting yang perlu kamu tahu tentang kabar ini, merujuk laporan Games Radar, Jumat (25/10/2024).

1. PHK Massal

Sepanjang tahun 2024, Microsoft telah mem-PHK lebih dari 2.500 karyawan di divisi game.

Pemutusan ini termasuk 1.900 karyawan dari Xbox dan Activision Blizzard, serta 650 karyawan tambahan di divisi game.

Baca Juga: Microsoft PHK Besar-Besaran Karyawan Divisi Xbox, Ada Apa?

Lini usaha Microsoft di bidang game. (Sumber: WccfTech)

2. Bonus Fantastis CEO Microsoft

Di tengah kabar PHK ini, Microsoft memberi bonus besar kepada CEO Satya Nadella.

Total kompensasinya mencapai 79,1 juta dolar AS (Rp1,1 triliun).

Sebagian besar dari jumlah ini merupakan penghargaan saham berbasis kinerja.

Adapun rinciannya yakni: gaji pokok tetap di angka 2,5 juta dolar (sekitar Rp37,5 miliar), plus bonus tunai 5,2 juta dolar (Rp78 miliar).

3. Bonus CEO Naik 62 Persen

Bonus Nadella tahun ini naik 62 persen dibanding tahun lalu, saat dia menerima 48,5 juta dolar AS (Rp727,5 miliar).

Laporan terbaru langsung menimbulkan kontroversi, terutama di kalangan industri game yang mempertanyakan alasan bonus tinggi di tengah keputusan PHK karyawan.

Baca Juga: Riot Games PHK Karyawan League of Legends, Tapi Janjikan Penambahan Tim, Ada Apa?

CEO Microsoft Satya Nadella. (Sumber: Forbes)

4. Nilai Kapitalisasi Pasar Rp45 Kuadriliun

Microsoft mencatatkan nilai kapitalisasi pasar hingga 3 triliun dolar AS (Rp45 kuadriliun), sebagian besar didorong oleh investasi mereka di bidang teknologi AI serta dominasi software untuk dunia kerja.

5. PHK sebagai Efek Akuisisi Activision Blizzard

Keputusan PHK disebut bagian dari restrukturisasi setelah akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft.

Hanya saja, banyak pihak menyayangkan bahwa keuntungan besar dari investasi AI tidak digunakan untuk mempertahankan karyawan yang sudah ada atau menciptakan karya kreatif baru, semisal game.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI