Indogamers.com - Raksasa teknologi dan game asal Tiongkok, Tencent, kembali menjadi sorotan setelah pemerintah Amerika Serikat memasukkannya ke dalam daftar hitam perusahaan yang diduga memiliki hubungan dengan militer Tiongkok.
Langkah ini memicu kekhawatiran di pasar global, terutama karena Tencent adalah salah satu pemain terbesar di industri game dunia.
Keputusan ini muncul dari perintah eksekutif tahun 2020 yang melarang perusahaan AS berinvestasi pada entitas yang terkait dengan militer Tiongkok.
Baca Juga: Replika Nintendo Switch 2 Dipamerkan Secara Tertutup di CES 2025
Meskipun penunjukan ini tidak disertai sanksi langsung, status tersebut membuat perusahaan-perusahaan Amerika lebih berhati-hati dalam bekerja sama dengan Tencent.
Disadur dari VGC pada Rabu, 8 Januari 2025, kabar tersebut berdampak pada saham Tencent, yang mengalami penurunan hingga 7%.
Hal ini cukup signifikan mengingat Tencent telah berinvestasi di lebih dari 800 perusahaan, termasuk kepemilikan saham di Epic Games, Activision Blizzard, Ubisoft, dan lainnya.
Baca Juga: Pak AP Spill Cara Biar Bisa Jadi Pro Player RRQ, Ada Hubungannya Sama Lemon!
Dalam pernyataannya kepada The Verge, juru bicara Tencent, Danny Marti, menyebut langkah tersebut sebagai sebuah kesalahpahaman.
"Kami bukan perusahaan atau pemasok militer," tegasnya.
Marti juga menjelaskan bahwa daftar hitam ini tidak memiliki dampak langsung pada bisnis mereka. Tencent berkomitmen untuk bekerja sama dengan Departemen Pertahanan AS guna menyelesaikan masalah ini.
Selain Tencent, pembuat baterai ternama CATL juga masuk dalam daftar hitam. Keputusan ini menambah ketegangan dalam hubungan dagang antara AS dan Tiongkok.
Baca Juga: Fakta Menarik Kemenangan Evos Holy atas Homebois di ESL Snapdragon Season 6
Ke depan, Tencent berharap dapat mengklarifikasi statusnya demi melanjutkan hubungan bisnis tanpa hambatan.***